Ghaida hanya bisa terdiam tanpa berkata apapun ketika melihat Naomi datang menyelamatkannya, kedatangan Naomi sekaligus membuat bos berandalan itu menjadi geram karena Naomi sudah menggagalkan pukulannya tadi
“Siapa kau?” tanya bos berandalan tersebut dengan nada yang cukup tinggi
“Kau tidak perlu tahu siapa aku, perbuatanmu itu sudah kelewatan, apa kau hanya berani dengan perempuan saja?” Naomi balik bertanya kepada bos itu
“Apa kau bilang?? Berani sekali kau...
Cepat habisi perempuan ini..!!” suruh bos tersebut kepada beberapa anak buahnya
Delapan orang anak buahnya langsung maju menyerang Naomi, tidak tanggung-tanggung kali ini mereka semua maju dengan menggunakan berbagai macam senjata tajam, tetapi dengan tenang Naomi berhasil menghindar dan menghajar mereka satu persatu hingga membuat mereka terkapar kesakitan, bahkan sebagian dari mereka juga ada yang pingsan karena terkena pukulan Naomi
Melihat gaya bertarung Naomi yang begitu lincah disertai pergerakannya menghindari serangan dan juga pukulannya yang kuat membuat Ghaida menjadi terpana sekaligus kagum, Baru kali ini dia melihat ada perempuan yang mempunyai gaya bertarung seperti itu. Dan tanpa bisa berkata apapun, tatapan mata Ghaida hanya tertuju kesatu arah, yaitu Naomi
(Catatan : Disini Ghaida masih belum mengetahui kalau Naomi adalah seorang Chellia, dia mengira kalau Naomi itu hanya perempuan biasa)
Bos berandalan itu juga tidak percaya delapan anak buahnya berhasil dikalahkan Naomi dengan mudahnya
“A, apa?? Apa-apaan itu tadi??
Siall.... Kalian semua cepat hajar dia!!” bos itu kembali menyuruh anak buahnya yang lain
Kali ini lebih banyak lagi yang maju menyerang Naomi, tetapi hasilnya sama saja, semua berandalan yang menyerang Naomi seolah dibuat tidak berdaya, betapa tidak, semua serangan yang terus dilancarkan kepada Naomi semuanya sia-sia, tidak ada satupun yang dapat mengenainya, wajar saja, itu karena Naomi adalah seorang Chellia yang mempunyai kekuatan fisik lebih hebat dari perempuan biasa.
Seolah tidak mau menyerah para berandalan itu terus mencoba menyerang Naomi tanpa henti, mereka berniat memojokkan Naomi dengan serangan mereka yang terus berlangsung itu.
Naomi tidak mau berlama-lama menghadapi mereka, kali ini dia benar-benar serius dan mulai menghajar mereka semua tanpa ada satupun yang tersisa, hingga semua berandalan itu pingsan karena terkena pukulannya.
“A,, apa??? ...Mereka semua kalah..? Orang ini kuat sekali.. Tidak.. Ini pasti karena mereka sudah kehabisan tenaga gara-gara melawan vampir tadi.. Sialan...!!!” gumam bos tersebut dalam hatinya
Dua orang yang dari tadi menahan Ghaida juga ikut terdiam karena menyaksikan Naomi, sampai-sampai membuat mereka lengah, hal ini tidak di sia-siakan oleh Ghaida, dengan cepat ia melepaskan tangannya dari genggaman mereka berdua dan berbalik menendang mereka dengan cukup keras, hingga membuat keduanya terhempas dan pingsan.
Bos itu begitu kaget ketika melihat dua orang anak buahnya yang menahan Ghaida juga ikut pingsan. Panik, itulah yang dirasakannya saat itu, dan kepanikannya semakin bertambah ketika mengetahui hanya ada empat orang anak buahnya saja yang masih tersisa di belakangnya, sementara yang lainnya sudah dikalahkan Naomi
“Masih ada lagi?” tanya Naomi pada bos itu
“Uggghh..!! Si, sialan kau!!! Kalian.... Cepat habisi dia...!!!” suruh bos tersebut kepada empat orang anak buahnya yang masih tersisa
Aneh sekali, kali ini tidak ada pergerakkan serta suara sedikitpun dari empat orang anak buahnya itu, ketika dia mencoba menoleh ke belakang, ternyata empat orang anak buahnya yang tersisa sudah terbaring pingsan, Donny dan Theo lah yang sudah mengalahkan mereka berempat
“Wah, wah... Tinggal satu orang lagi nih.. Sebaiknya kita apakan dia ya?” tanya Donny dengan senyumnya yang mengancam
Bos itu benar-benar terpojokkan, dia tidak percaya karena hanya tinggal dirinya saja yang tersisa sekarang
“Owh iya.. Aku hampir lupa, sebenarnya teman kami itu masih belum menggunakan seluruh kemampuannya loh, jadi... Masih mau melawan?” tanya Donny lagi (sambil menunjuk kearah Naomi)
“A, apa katamu? ” tanya bos tersebut mulai gemetaran
“Sialan...!!! Aku tidak akan pernah melupakan ini... Kalian semua akan ku balas!! Ingat itu baik-baik..!!!” ancam bos itu sambil lari dari sana karena ketakutan
Theo dan Donny begitu heran ketika melihat bos berandalan itu kabur, mereka tidak menyangka ternyata dia bisa jadi setakut itu.
Setelah bos itu pergi, Naomi langsung mengalihkan pandangannya kepada Ghaida
“Kamu tidak apa-apa?” tanya Naomi
Ghaida kembali menutupi kepalanya, tanpa berkata apapun Ghaida langsung memalingkan badannya dari Naomi, seperti ingin segera pergi dari sana
“Tunggu dulu, kamu belum menjawab pertanyaanku” tahan Naomi
“Untuk apa?” tanya Ghaida tanpa memperlihatkan wajahnya pada Naomi
“Aku hanya ingin memastikan, kalau kamu baik-baik saja” jawab Naomi singkat
Ghaida sangat terkejut ketika mendengar jawaban Naomi tadi, dia seperti merasakan ada sesuatu yang aneh di dalam dirinya, perasaan yang baru pertama kali ini dia rasakan, padahal selama ini belum pernah ada orang yang memperhatikannya sampai sejauh itu, sebelumnya Ghaida selalu mendapatkan perlakuan yang kurang baik dari semua orang yang pernah dia temui, bahkan diantara perlakuan kurang baik yang pernah dia dapatkan adalah ketika ia sempat ingin di bunuh oleh beberapa penduduk kota yang dulu pernah dia datangi, wajar saja, itu karena penampilan Ghaida yang benar-benar mirip dengan vampir, karena itulah dia selalu menutupi rambutnya jika bertemu dengan orang-orang
“......... Begitu ya?? Aku tidak apa-apa, terimakasih sudah menolong ku” balas Ghaida dan langsung pergi meninggalkan mereka bertiga
“Loh? Langsung pergi?? Sepertinya dia tidak mau bicara dengan kita ya?” tanya Theo
“Ngomong-ngomong, kalau dilihat dari dekat, dia tidak terlihat seperti vampir ya.. Sebenarnya siapa orang itu?” tanya Donny yang masih penasaran dengan Ghaida
“Bukannya semua vampir itu rambutnya berwarna putih? Tapi rambut orang tadi masih ada hitamnya kan? Aneh sekali ya?” tanya Theo kepada Donny
“Aku juga kepikiran itu dari tadi” jawab Donny sambil menggaruk kepalanya
Naomi hanya terdiam karena terus memikirkan Ghaida, dia masih kepikiran apa benar Ghaida itu vampir? Soalnya semua vampir yang sudah Naomi temui, selalu berusaha menyerang manusia terlebih lagi Chellia, itu karena semua vampir sangat menyukai darah, tetapi tidak dengan Ghaida, Naomi tidak melihat ada tanda-tanda Ghaida tertarik dengan darah manusia, seolah-seolah Ghaida begitu tenang ketika berada di dekat manusia, itulah yang menjadi pikiran Naomi sampai sekarang. . . .
Beberapa jam setelah kejadian itu, mereka bertiga kembali melanjutkan perjalanan mereka untuk berkeliling kota sekaligus mencoba menanyakan beberapa hal kepada penduduk kota setempat tentang vampir yang baru-baru ini menyerang kota mereka, dan ada kemungkinan vampir tersebut adalah salah satu dari anggota kelompok vampir berjubah merah yang telah membawa Sinka, seperti itulah yang mereka pikirkan.
Tetapi, diantara beberapa penduduk kota yang sudah mereka temui di jalan, ada sebagian dari mereka yang tidak mau menjawab pertanyaan Naomi dan kawan-kawan lantaran sangat ketakutan dengan vampir, bahkan ada juga yang memang benar-benar tidak peduli dengan mereka bertiga, hal ini membuat mereka menjadi kesulitan untuk mencari informasi tentang kelompok vampir berjubah merah di kota itu. Dan memang benar, mereka bertiga begitu kecewa, karena sudah lama berkeliling kota tetapi mereka tetap tidak mendapatkan satu informasi apapun
.
.
.
.
Tanpa terasa hari sudah mulai berganti sore, mereka pun memutuskan untuk berhenti sejenak dan berisitrahat di dekat jembatan kecil yang ada di kota itu, mereka bertiga sudah bingung mau kemana lagi
“Haaaaah (Menghembuskan nafas)... Orang-orang yang ada dikota ini aneh ya? sulit sekali mencari informasi dari mereka” keluh Theo yang sudah mulai kelelahan karena terus berkeliling kota hampir seharian
“Kau benar Theo... Menurutku, percuma saja kita bertanya pada mereka, kalau hasilnya selalu sama.. Aku jadi tambah bingung dengan kota ini” sahut Donny
“Jadi, apa yang harus kita lakukan setelah ini? ” tanya Theo yang sudah terlihat putus asa
“Apa sebaiknya kita pergi saja dari kota ini?” Donny balik bertanya
“Pergi katamu? Bukankah sekarang ini sudah sore? Apa kamu bisa jamin kalau kita sudah keluar dari kota ini, kita bisa langsung menemukan perkotaan lagi untuk beristirahat? Kalau sampai malam kita tidak bisa menemukan tempat untuk istirahat, apa kamu juga bisa jamin kita tidak akan bertemu dengan monster di tengah perjalanan?” tanya Naomi dengan serius kepada Donny
“Aku sepikiran dengan Naomi.. Sepertinya kota ini memang belum pernah di datangi monster, jadi ku pikir kota ini bisa jadi tempat yang aman untuk kita beristirahat, yah meskipun ada ancaman vampir sih” sahut Theo
Mendengar jawaban Theo dan Naomi, membuat Donny jadi berpikir ulang, menurutnya ada benarnya juga pendapat mereka berdua
“Baiklah.. Kalau begitu.. Apa boleh buat.. Sepertinya kita harus mencari tempat penginapan untuk istirahat malam ini”
“Tapi kemana kita harus mencarinya?” tanya Theo lagi
“Kalau itu sih.... Engg (berfikir sebentar) ... Bagaimana kalau kita berpencar? Kita cari tempat penginapan, kalau sudah ketemu, berkumpul lagi ke tempat ini, kita pikirkan dulu tempat mana yang bagus untuk jadi penginapan nantinya” jawab Donny dengan yakin kalau mereka bisa menemukan tempat penginapan di kota ini
Theo dan Naomi pun menyetujuinya, dan mereka bertiga langsung berpencar mencari tempat penginapan untuk beristirahat malam ini
.
.
.
.
Sudah lebih dari 30 menit mereka mencari, akhirnya Theo memutuskan untuk kembali lagi ke tempat yang mereka janjikan untuk berkumpul tadi, yaitu di dekat jembatan kecil yang ada di kota tersebut.
Terlihat sudah ada Donny yang menunggu sendirian disana, Theo pun bergegas menghampirinya, belum sempat Theo bertanya, Donny sudah bertanya lebih dulu kepadanya
“Bagaimana? Kau sudah menemukannya?”
“...Tidak ketemu sama sekali, kalau kau?” Theo balik bertanya kepada Donny
“Haaahh.. Begitu ya? Aku juga tidak menemukannya, aku benar-benar sudah menyerah dengan kota ini” jawab Donny
“Sisanya tinggal Naomi... Mudah-mudahan saja dia bisa menemukannya” ucap Theo dengan nada yang lesu
setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Naomi tiba di tempat mereka berkumpul
“Kamu sudah menemukannya Naomi?” tanya Theo
Tanpa menjawab Naomi langsung mengalihkan pandangannya kesamping, terlihat wajahnya agak sedikit cemberut, pertanda dia juga tidak menemukannya
“-_- tidak ketemu juga ya?” ucap Donny dan Theo serentak
Akhirnya mereka bertiga hanya berdiam saja tanpa melakukan apapun ditempat itu,
(Seketika keadaan menjadi hening. . .)
“Uwwaaa... Apa-apaan ini.. Masa kita hanya berdiam saja?? Kalau begini terus, sampai malam juga kita tidak akan bisa menemukannya, Apa yang harus kita lakukan ?” tanya Theo yang terlihat semakin kesal dengan kota ini
“Entahlah....” jawab Donny pasrah
Ketika mereka sudah menyerah untuk mencari tempat penginapan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat kearah mereka, terlihat seorang perempuan cantik memakai topi berwarna biru dan putih yang sedang membawa beberapa belanjaannya menghampiri mereka bertiga
“Ma, Maaf? Sepertinya ada sesuatu yang sedang terjadi sama kalian, Apa kalian butuh bantuan? Kalau kalian membutuhkannya, katakan saja.. Mungkin aku bisa membantu kalian??” tanya perempuan itu dengan polosnya
“Eh? Siapa dia?” tanya Theo dalam hatinya
Donny sangat terkejut ketika melihat ada perempuan cantik yang datang menghampiri mereka, ia pun langsung bergegas mendekatinya
“Ee.. Ehahaha tidak, tidak.. Kami tidak dalam masalah kok, sebenarnya kami hanya ingin mencari tempat penginapan untuk isitrahat malam ini, tetapi kami tidak menemukannya sama sekali, itu saja, hahaha... ”
“Eh.. Be, begitu ya..?” ucap perempuan tersebut
“Eee.. Ngomong-ngomong... Namaku Donny, boleh aku tahu siapa namamu?” tanya Donny pada perempuan itu sambil mengulurkan tangannya
“Namaku Angel... Salam kenal..” jawab perempuan yang bernama Angel itu sambil menjabat tangan Donny
“Angel ya?? Waah.. Namamu bagus sekali.. Salam kenal juga yaaa Angel ” Kata Donny sambil tersenyum
“Apa-apaan sih Donny, mulai lagi.. Kalau ketemu perempuan cantik pasti selalu begitu -_- ” kata Theo dalam hatinya
“Owh iya Angel... Aku hampir lupa, mereka berdua ini adalah temanku Theo dan Naomi” ucap Donny sambil mengenalkan mereka berdua kepada Angel
“Haii kak Theo, Haii kak Naomi.. Salam kenal ^ ^” sapa Angel kepada Theo dan Naomi
“Sa, salam kenal juga Angel...” jawab Theo sedikit gugup
“Eh..?? Barusan dia memanggilku kakak ya?” tanya Theo lagi dalam hatinya
“Hai Angel.. Salam kenal.. :)” jawab Naomi sambil tersenyum
“Jadi begitu ya..? Kalau kalian memang mau mencari tempat penginapan untuk istirahat, kalian boleh kok malam ini menginap di rumahku, kebetulan aku hanya tinggal dengan adikku saja, kalian mau?” ajak Angel
“Eh...?? Bukannya itu akan merepotkanmu?” tanya Donny
“Tidak apa-apa kok, malahan aku jadi senang kalau kalian mau ikut ” jawab Angel polos
“Be, benarkah itu Angel?”tanya Donny lagi
“Yaa, tentu saja ^ ^” jawab Angel
“Wah? Hahahaha asyiikk.. Syukurlah ternyata masih ada orang baik di kota ini, selain itu dia juga imut.... Ahh Angelll.. Kamu benar-benar baik hati yaaaaa” kata Donny dalam hatinya yang sedang berbunga-bunga
Naomi dan Theo benar-benar tidak percaya kalau mereka akan mendapatkan tempat penginapan dari orang yang baru saja mereka kenal, berbeda sedikit dengan Donny yang dari tadi hanya memikirkan Angel nya saja
“Owh iya lebih baik kita segera bergegas pergi kerumah ku, soalnya rumah ku cukup jauh dari sini, takutnya kita kemalaman nantinya” ucap Angel kepada mereka bertiga
Akhirnya mereka semua langsung pergi ke rumah Angel, Rumah Angel memang cukup jauh dari tempat mereka bertemu tadi, lebih tepatnya berada di penghujung kota ini, dan ketika mereka sudah sampai di depan rumah Angel, malam pun tiba. . .
-Di depan rumah Angel-
“Nah, disinilah rumahku, maaf ya kalau rumahnya kejauhan” ucap Angel sambil membukakan pintu rumahnya
“Hahaha, tidak apa-apa kok Angel...” sahut Donny
“Silahkan masuk, jangan malu-malu ya? anggap saja rumah sendiri” suruh Angel
Ketika mereka sudah memasuki rumah, tiba-tiba ada sebuah bola yang meluncur dengan deras tepat mengenai wajah Donny,
“Uwwaaaaaaa....” teriak Donny yang langsung terjatuh karena terkena bola itu, beruntung kacamatanya tidak pecah
Naomi, Theo, dan Angel sangat kaget ketika melihat kejadian itu
“Do, donny.... Oooii... Kau tidak apa-apa Donny?” tanya Theo yang langsung mendekatinya
“Dorrr....!!!!!! Kena kau..” ucap seorang anak laki-laki kepada Donny
“Eh??” tanya Naomi heran
“Ikki... Apa yang kau lakukan...??? Mereka ini tamu kita, seharusnya kau menyambut mereka dengan ramah” ucap Angel kepada anak laki-laki itu
“Iya iya kakak.. Aku minta maaf.. Tadi itu cuma gertakan saja... Soalnya aku selalu waspada kalau yang masuk kerumah kita itu adalah seorang penjahat” jawab anak itu dengan santai lalu mengambil bolanya kembali
“Ka, Kak Donny, kau tidak apa-apa kan?? Tolong maafkan adikku ya..” ucap Angel yang langsung bergegas mendekati Donny
“Hahahaha... Iya aku tidak apa-apa kok Angel, tenang saja, anak kecil seumuran dia sudah biasa kok main yang seperti itu” jawab Donny yang terlihat wajahnya menjadi merah karena terkena bola tadi
“Anak kecil katamu? Sebaiknya kau tarik ucapanmu itu.. Pedasnya tendanganku tadi adalah bukti kalau aku sudah bukan anak kecil lagi” Sahut adiknya Angel
“-_- A.. anak ini mulai membuatku kesal...” gumam Donny dalam hatinya
“Ikki... Berani sekali kamu bicara seperti itu.. Cepat minta maaf atas kelakuanmu tadi...” suruh Angel kepada adiknya, Ikki
“Tapi kan kak... ”
“Tidak ada tapi-tapian.. Kakak bilang cepat minta maaf dan segera kembali ke kamarmu!!”
Karena melihat kakaknya yang sudah mulai marah, akhirnya Ikki pun meminta maaf kepada Donny
“Haaaah... Iya deh.. Apa boleh buat, Oi, kak kaca mata (panggilan untuk Donny) yang tadi itu aku minta maaf.. Tolong dimaafkan ya?”
“I.. Iya.. Aku maafin kok.. ” jawab Donny
“Beruntung kau adiknya Angel... Coba kalau bukan, mungkin bola itu juga akan mendarat kewajahmu.. -_-” sambung Donny lagi dalam hatinya
Setelah meminta maaf, Ikki langsung pergi ke kamarnya yang ada di lantai 2
“Se, Semuanya.. Tolong maafkan Adikku.. Dia memang seperti itu orangnya.. Sekali lagi mohon dimaafkan ya..” ucap Angel merasa bersalah kepada mereka bertiga
“I.. Iyaa.. Tidak apa-apa kok Angel.. Yang tadi itu tidak usah dipikirkan lagi ya, Hahaha” jawab Donny sambil tertawa
Angel sangat senang ketika mendengar jawaban Donny tadi, sambil tersenyum Angel pun berkata
“Terimakasih”
Pukul 09.00 malam...
Terlihat Angel, Naomi, Donny dan Theo sedang duduk di ruang tamu, beberapa hal sempat mereka tanyakan kepada Angel, termasuk tentang keberadaan vampir yang ada di kota ini
“Owh iya Angel... Tentang kasus vampir yang baru-baru ini terjadi.. Apa kamu mengetahuinya? ” tanya Donny
“Kalau soal itu sih aku sudah sering mendengarnya.. Kejadiannya sudah terjadi dalam seminggu ini, kalau dilihat dari semua mayat yang sudah ditemukan, aku yakin itu memang perbuatan vampir.” Jawab Angel
“Eh? Jadi kamu sudah melihat semua mayatnya?” tanya Donny kaget
“Iya sih.. Sebenarnya... Diam-diam aku juga menyelidiki kasus ini.. ” Ucap Angel
“Waaahh... Kau hebat Angel.. Tak ku sangka kau sampai berani menyelidikinya sendirian, padahal kebanyakan penduduk di kota ini begitu ketakutan dengan vampir.. ” kata Donny
“Bukan... Bukan... Sebenarnya aku juga takut dengan keberadaan vampir di kota ini.. Tapi, ada alasan lain kenapa aku menyelidiki kasus ini.. Dan juga.. Daripada masalah vampir.. Aku lebih khawatir dengan banyaknya penjahat di kota ini..” potong Angel
“Jadi di kota ini benar-benar banyak penjahatnya ya Angel?” tanya Theo
“Iya, kau benar kak Theo.. Aku juga sempat bertemu dengan mereka...” jawab Angel polos
“Enngg... ngomong-ngomong... Angel... Gimana kalau kamu memanggilku dengan Theo saja? Soalnya aku masih agak canggung kalau di panggil kakak ” ucap Theo
“Eh? Aku kan lebih muda dari kakak, jadi wajar kan kalau aku manggilnya pakai kakak?? Masa sih kak Theo jadi canggung? Kalau memang begitu, aku mesti panggil kakak apa nih??” tanya Angel sambil mendekatkan wajahnya kepada Theo
Theo menjadi sangat kaget ketika melihat wajah Angel yang sangat dekat dengan wajahnya, wajah Theo pun seketika menjadi memerah
“U..uwaaaa,,,. Ka, kau terlalu dekat Angel”teriak Theo kaget
“Pffftt.. Hahahaha... Kak Theo lucu sekali ya?” ucap Angel sambil tertawa melihat Theo
“A.. Ada apa ini? Waktu melihat wajah Angel dari dekat kok badan ku jadi panas dingin begini ya? ” gumam Theo dalam hatinya
“Oke deh, kalau itu mau kakak, aku panggilnya pakai Theo saja ya?” tanya Angel
“I, iyaa.. Terserah kamu saja Angel..” jawab Theo yang sudah mulai tenang kembali
“Si, sialan Theo, dia menang banyak, beruntung sekali dia... -_-” gumam Donny dalam hatinya
“Owh iya Angel.. tadi kan kamu bilang kalau kamu sempat bertemu dengan mereka? Apa yang kamu maksud mereka itu adalah para penjahat yang ada di kota ini?” tanya Naomi
“Iya kak Naomi.. Sebenarnya, satu minggu yang lalu, di malam ketika aku mau pulang kerumah, aku sempat bertemu beberapa berandalan yang ada di kota ini, waktu itu mereka mencoba merayu dan mau membawaku ke suatu tempat, tapi aku menolak dan langsung lari dari mereka, aku sangat ketakutan malam itu, tapi tanpa terduga ada seseorang yang datang menolongku”
“Ada yang menolongmu?” tanya Naomi lagi
“Iya.. Kalau tidak ada dia, mungkin saja aku tidak akan selamat dari berandalan-berandalan itu” jawab Angel
“Kalau kamu sudah tahu ada banyak penjahat, kenapa kamu masih mau tinggal di kota ini?” tanya Donny
“Sebenarnya aku juga ingin sekali pergi dari kota ini, tapi aku masih menunggu kedua orang tuaku kembali kerumah ini, jadi...” Seketika Angel terdiam tanpa bisa melanjutkan,
“Memangnya ayah dan ibumu pergi kemana Angel?” tanya Theo
“Mereka...” Angel kembali tidak bisa melanjutkan
Karena melihat Angel yang mulai bersedih, Theo pun langsung meminta maaf kepada Angel
“Eh.. Ma, maafkan aku Angel.. Aku tidak bermaksud untuk..”
“Tidak apa-apa kok... Sebenarnya mereka juga sudah lama tidak pulang kerumah ini, ” potong Angel
Angel semakin menundukkan pandangannya kebawah, Sepertinya Angel sedang berusaha sekuat tenaga agar dia tidak bersedih.
Theo jadi merasa sangat bersalah atas pertanyaannya tadi
Naomi dan Donny juga merasa ada sesuatu yang sedang di sembunyikan Angel
“Ma, maaf semuanya.. Sepertinya aku sudah mulai ngantuk nih.. Lebih baik kita tidur saja ya? Kak Donny dan Theo tidur dikamar orang tuaku saja ok?, kebetulan kamarnya sudah lama kosong, kamarnya ada diatas, kalian berdua bisa langsung masuk kok, soalnya kamarnya tidak di kunci, kalau kak Naomi tidur dengan ku ya?” ucap Angel yang langsung memindah pembicaraan
“A.. Angel..” ucap Theo merasa bersalah
“Kalau semakin malam, kota ini menjadi semakin berbahaya loh.. Sebaiknya kita segera istirahat, besok kita sambung lagi ok..? Ayo kak Naomi..” ajak Angel
“Eh?? Iya Angel..” jawab Naomi
Mereka berdua pun segera masuk ke kamar Angel, sementara Theo dan Donny masih berada di ruang tamu
“Angel kenapa ya? Sepertinya ada yang salah dengan pertanyaan ku tadi, aku jadi merasa bersalah nih” ucap Theo
“Aku jadi ikut sedih ketika melihat Angel tadi, tiba-tiba dia langsung berubah ketika kamu menanyakan orang tua nya, sepertinya ada yang sedang dia sembunyikan dari kita” sahut Donny
Theo menjadi semakin merasa bersalah ketika mendengar perkataan Donny
“Ayo Theo.. Sebaiknya kita juga tidur, yang tadi itu jangan terlalu dipikirkan, kalau kamu memang mau minta maaf, katakan saja langsung padanya besok” sambung Donny
“Kau benar Donny..” ucap Theo terlihat masih merasa bersalah
Mereka pun segera pergi ke kamar yang ada di lantai 2 untuk beristirahat.
Keesokan harinya..
Pukul 08.00 pagi
Terlihat Angel dan Naomi seperti mau pergi keluar rumah, Theo pun bergegas menghampiri mereka berdua
“Tunggu Angel.. Naomi.. Kalian mau kemana?” tanya Theo
“Kami mau pergi belanja untuk keperluan hari ini, Theo mau ikut?” jawab Angel sambil tersenyum
“Eh, sepertinya Angel tidak marah denganku ya?” tanya Theo dalam hatinya
“I, iya Angel.. Aku mau ikut..” jawab Theo
“Loh? Donny mana Theo?” tanya Naomi
“Dia masih diatas, sepertinya ada sesuatu yang masih dikerjakannya” jawab Theo
“Begitu ya?”balas Naomi
“Kalau begitu, ayo kita berangkat” ucap Angel
Tanpa membuang-buang waktu lagi, mereka bertiga langsung pergi ke pusat kota untuk membeli beberapa belanjaan.
Ditengah perjalanan, Theo memberanikan diri untuk meminta maaf kepada Angel
“Owh iya Angel.. Soal yang tadi malam.. Aku...”
“Tidak apa-apa kok Theo, yang seharusnya minta maaf itu aku... Kamu tidak salah apa-apa kok” potong Angel
“Eh?? Angel??” tanya Theo
“Tolong maafkan aku ya Theo?” mohon Angel
“I, iya.. Aku juga minta maaf Angel..” balas Theo
Sesampainya mereka di tengah-tengah kota, mereka bertiga langsung dikagetkan dengan banyaknya orang yang berkerumun di tengah-tengah kota.
Orang-orang berkerumun tepat di depan tempat eksekusi yang ada di kota itu, sepertinya ada yang akan di eksekusi hari ini, karena penasaran mereka pun bergegas mendekat kesana, tetapi karena banyaknya orang yang berkerumun disana, akhirnya mereka bertiga hanya bisa melihat dari kejauhan saja
Diatas panggung eksekusi tersebut, terlihat seseorang sedang berdiri menghadap semua orang yang hadir disana, orang itu adalah bos berandalan yang dulu pernah dihajar Ghaida
“Bukankah dia orang yang kemarin itu Naomi?” tanya Theo
“Ya, kau benar Theo...” jawab Naomi
“Dia kan... orang yang waktu itu mengejarku” ucap Angel dalam hatinya
Di belakang bos itu sudah ada beberapa anak buahnya yang datang mendekatinya sambil membawa Ghaida yang kedua tangannya sedang terikat, penutup kepala jaketnya masih menutupi kepala Ghaida, hingga banyak orang bertanya siapa sebenarnya yang sedang dibawa itu
Naomi dan Theo benar-benar terkejut ketika melihat Ghaida yang berada di atas panggung eksekusi
“Di, dia kan orang yang waktu itu menyelamatkanku” ucap Angel kaget
“Eh? Jadi dia orang yang kau ceritakan tadi malam ya Angel?” tanya Theo
“Iya.. Tidak salah lagi, itu memang dia” Jawab Angel
“Perhatian semuanya.. Ku harap kalian semua dapat mempercayai apa yang akan kalian lihat ini.. Lihatlah, tadi malam kami berhasil menangkap seorang vampir yang sudah membuat resah kota kita ini” ucap bos berandalan tersebut kepada semua orang yang hadir
Semua orang yang hadir disana menjadi sangat kaget ketika mendengar ucapan bos berandalan itu
“Hei, kalau memang benar dia vampir, dimana buktinya? Coba kau perlihatkan kepada kami?” tanya seseorang yang ada di kerumunan
“Kalian mau bukti?? Baiklah... Lihatlah ini..” Bos berandalan itu membuka jaket Ghaida dan memperlihatkan wajahnya ke semua orang yang hadir disana
Seketika semua orang menjadi terkejut ketika melihat wajah Ghaida, sebagian rambut Ghaida yang berwarna putih, serta mata kanannya yang berwarna merah, terlihat jelas oleh mereka semua, Ghaida hanya bisa menundukkan pandangannya kembali tanpa berkata apapun.
Angel yang sudah melihat wajah Ghaida, hanya bisa terdiam karena tidak percaya dengan apa yang sudah dilihatnya
“Dengarkan aku semuanya... Dialah vampir yang sudah membunuh beberapa orang di kota ini.. Dan menurutku, tidak boleh ada vampir di kota ini... Jadi kita harus segera memberikan hukuman yang setimpal kepadanya.. Menurut kalian hukuman apa yang harus kita berikan kepadanya?” Bos tersebut bertanya kepada semua orang yang hadir disana
Semua orang langsung berteriak memberi saran yang pas untuk mengeksekusi Ghaida
“Bakar... Bakar saja dia...”
“Hukum pancung saja...”teriak yang lain lagi
“Ya, benar.. Hukum pancung saja vampir itu..” sahut yang lainnya
Si bos berandalan itu langsung membisikkan sesuatu ke telinga Ghaida
“Khu khu khu... Kau dengar itu vampir? Akhirnya mereka semua melihat wajah aslimu, dan sepertinya mereka semua ingin cepat-cepat melihat kau di eksekusi, lihatlah mereka.... Bukankah ini pemandangan yang indah?”
“Breng...sek..” jawab Ghaida dengan suara pelan
“Hah? Kau bilang apa tadi? Suaramu kurang jelas?? Bisakah kau keraskan lagi? Suaramu kalah dengan teriakkan mereka.. Huahaahaha... Jangan-jangan kau sudah tidak sanggup bicara lagi ya? Kasian sekali”
Ghaida langsung menutup matanya, dia benar-benar tidak tahan mendengar semua teriakkan yang ada disana
Angel terus diam tanpa bisa berkata apapun, dia merasa kasihan dengan Ghaida, begitu juga dengan Naomi dan Theo
“Baiklah semuanya, dengan ini.. Hukuman sudah ditentukan... Mari segera kita lakukan eksikusinya, kita Pancung dia.. ”
Salah seorang anak buahnya memberikan sebuah pedang panjang yang sering dilakukan untuk melakukan hukum pancung kepada bos itu
“Memalukan sekali..” ucap Ghaida
“Eng?? Kau bilang sesuatu?” tanya bos itu
“Memalukan sekali..... Mereka semua mempercayai seorang penjahat sepertimu.... Benar-benar kota yang memalukan....”
Bos berandalan itu tidak terima mendengar perkataan Ghaida, dia pun langsung menarik rambut Ghaida dan mengatakan
“Hei... Bicaralah selagi kau bisa.. Karena sebentar lagi, akan ku buat kau benar-benar tidak bisa bicara, selamanya..”
“Bunuh! Bunuh! Bunuh!...” terdengar beberapa suara teriakkan yang menyayat hati Ghaida
“Cepat Bunuh vampir itu..” suara dari semua orang terdengar semakin keras
“Berisiiiiikkkk!!!!!! Siapa yang kalian sebut dengan vampir hah?? Aku tidak pernah membunuh seorang pun dari warga kalian! Dan aku ini bukan vampir!! ” Teriak Ghaida semakin tidak tahan mendengarnya
“Jangan berbohong.. Kau memang vampir.. Lihat saja rambutmu itu.. Dan juga mata kananmu itu...” sahut salah seorang yang berada di kerumunan itu
“Berapa kali harus ku bilang, bodoh... Aku ini bukan vampir..!!!!” Teriak Ghaida..
Karena sudah tidak bisa melakukan apapun lagi, Akhirnya Ghaida meneteskan air matanya, dia sudah tidak tahu harus melakukan apa lagi
“Memalukan sekali.. Berapa kali pun kau bicara seperti itu, tetap saja tidak akan ada yang mempercayaimu” ucap bos berandalan itu
Naomi semakin merasa kasian melihat Ghaida yang akan segera di eksekusi, dia sudah tidak tahan lagi melihat perlakuan bos itu kepada Ghaida, dia pun berniat untuk menyelamatkannya lagi
“Bersiaplah Theo..” ucap Naomi
“Ba, baik..” jawab Theo
Pantulan cahaya matahari terlihat jelas tepat di pedang yang sudah diangkat bos berandalan itu, ketajaman pedang itu juga sudah tidak diragukan lagi, sekali tebas maka kepala akan langsung terpisah dari badannya
Ghaida sudah benar-benar menyerah, tidak terlihat lagi ada tanda-tanda perlawanan darinya
Suasana menjadi sangat tegang, teriakkan orang-orang pun semakin keras terdengar, bos berandalan itu bersiap mengayunkan pedangnya menuju leher Ghaida,
Sementara itu Naomi dan Theo bergegas lari menuju tempat Ghaida
“Rasakan ini....!!!!” Bos berandalan itu langsung mengayunkan pedangnya
“Sialan... Ini tidak akan sempat” ucap Naomi
Karena tidak sanggup melihatnya, Angel langsung menutup kedua matanya
Ayunan pedang yang sangat cepat, semakin mendekati leher Ghaida
Suasana semakin mencekam...
Dan.....
Tiba-tiba saja pedang terhenti sebelum mengenai leher Ghaida
Semua orang yang hadir disana seketika menjadi terdiam...
Naomi dan Theo langsung terhenti dari lari mereka, mereka begitu terkejut melihat apa yang ada diatas panggung
Terlihat dua orang misterius yang memakai jubah berwarna hitam berdiri tepat diatas panggung eksekusi, salah satu dari mereka memegang tangan bos berandalan yang sedang memegang pedang, inilah yang membuat pedangnya tidak sempat mengenai Ghaida
“Si, siapa kalian??” tanya bos berandalan itu
“Perkenalkan.. Namaku Aldo, Kau sudah salah menangkap orang” ucap orang misterius yang memegang tangan bos berandalan itu
“Akhirnya kami menemukanmu, Ghaida...” ucap salah seorang lagi
“Ka, kalian..” Ghaida tidak percaya ketika melihat kearah dua orang misterius yang berada di dekatnya itu
Akhirnya mereka berdua melepaskan jubah hitam mereka, tanpa terduga mereka berdua adalah vampir! Seluruh rambut mereka benar-benar berwarna putih, mata mereka juga berwarna merah pekat seperti darah
Semua orang yang berada disana menjadi terdiam tidak percaya dengan apa yang telah mereka lihat
“Ka, kalian...Vampir..??” tanya bos berandalan itu kaget
“Dari tadi Kau yang paling banyak bicara disini, sekarang... Akan kubuat kau tidak bisa bicara lagi” Orang yang bernama Aldo itu langsung melepaskan pedang yang dipegang bos berandalan itu, dan lansung menghisap darahnya ditempat itu juga, hanya dalam hitungan detik saja, bos berandalan itu langsung tewas ditempat
Semua orang yang ada disana semakin terkejut ketika melihat bos berandalan itu tewas di depan mata mereka
“Maaf semuanya.. Perkenalkan.. Namaku Jack.. Kalian sudah salah menangkap orang, sebenarnya kami berdualah yang sudah membunuh beberapa orang di kota ini” ucap vampir yang bernama Jack itu
“Kyaaaaaaaa....” terdengar teriakan seorang perempuan yang sangat ketakutan melihat mereka berdua
“Di, dia membunuhnya... Mereka berdua vampir yang sebenarnya...!!!!” teriak salah seorang lagi
“Cepat lari dari sini.. Sebelum vampir itu membunuh kita semua” teriak yang lainnya
Semua orang yang ada disana langsung lari meninggalkan tempat itu untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing, kecuali Naomi, Theo dan Angel
“Sialll.. Kalian...” ucap Ghaida mulai marah
“Ikutlah dengan kami Ghaida.. John sudah lama menunggumu” ajak Jack kepada Ghaida
To Be Continued....................
12. Angel :
Status : Perempuan biasa
Seorang perempuan yang selalu ceria dan suka menolong, memiliki sebuah rahasia yang masih belum diungkapkannya sampai saat ini
Umur : sama seperti aslinya
13. Ikki :
Status : Adik laki-laki Angel
Seorang anak yang mempunyai cita-cita menjadi anggota NED
Umur : 12 tahun
14. Aldo dan Jack :
Status : Vampir
Beberapa info tentang mereka berdua masih belum diketahui
Genre : Adventure, Fantasy, Mistery, Horror, Action
Story By : @Omi_zaya
Terimakasih Buat @Omi_Zaya sudah mau menyumbangkan Ceritanya di JKT48 Story! buat kalian yang ingin menyumbangkan cerita juga bisa klik Link berikut : Kirim FanFict Ditunggu ceritanya!~
- JKT48 STORY TEAM
Terimakasih Buat @Omi_Zaya sudah mau menyumbangkan Ceritanya di JKT48 Story! buat kalian yang ingin menyumbangkan cerita juga bisa klik Link berikut : Kirim FanFict Ditunggu ceritanya!~
- JKT48 STORY TEAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar