Di bawah air laut yg sangat tenang dan sunyi sekali, terumbu karang yg sangat besar dan nan indah itu. Ikan-ikan pada berenang kesan kemari menghindar dari para pemangsanya, di bawah air laut yg paling dalam nan gelap. Seorang pria berenang dengan cepatnya menghindari hiu-hiu yg mengejarnya itu. Entah apa salah pemuda itu sampai-sampai pemuda itu di kejar ribuan ikan hiu megaladon, pria itu berenang ke celah-celah sempit terumbu karang, ikan hiu itu terus-terusan menabrakan badannya ke terumbu karang tempat persembunyiannya pemuda itu.
DUGZ!
Ikan ikan itu mengelilingi terumbu karang persembunyian dari pemuda yg membuat ke onaran di bawah laut itu. Gerombolan belut listrik mengelilingi pemuda itu, seketika itu juga pemuda itu ingat apa kata kakeknya dulu, pemuda itu langsung melemparkan keluar beberapa belut listrik dari celah karang. Sontak membuat para ikan hiu purba itu kocar-kacir berenang kesegala arah untuk menghindari belut listrik yg terkenal akan sengatan mematikannya itu.
"Fiuhh..." Pemuda itu bernapas lega Saat para ikan hiu itu pergi dari atas tempat persembunyiannya, sambil berenang keluar dari celah-celah terumbu karang itu. Dan melanjutkan berenangnya ke jalan pulang ke tempat asalnya.
Di atas istana laut di pedalaman lautan yg sangat gelap itu, seorang putri tengah duduk diatas balkon kamarnya sambil memandangi pantulan sinar matahari yg sangat indah di sore petang itu. Sesekali putri itu membayangkan jika ia berenang keatas sana dan melihat keadaan luar laut, tapi sepertinya itu mustahil untuk di lakukan dirinya. Ayahanda dari putri yg bernama Sinka Juliani itu melarang keras anak terakhirnya itu untuk keluar dari dalam lautan, bukan karena alasan ayahnya melarang Sinka untuk melihat dunia luar sana tapi ayahnya sangat cemas akan putri sulungnya itu. Kakaknya Sinka yg bernama Naomi itu dulu juga penasaran sekali sama kayak adiknya itu, sampai akhirnya Naomi menuruti keinginannya untuk melihat dunia luar tapi gara-gara Naomi di lihat oleh para manusia yg sedang berlayar, Kakaknya Sinka itu di buru oleh orang-orang yg melihatnya itu sampai akhirnya sirip berenang kakaknya itu hilang gara-gara Naomi lebih memilih menjadi manusia seutuhnya di bandingkan menjadi seekor duyung.
Sampai akhirnya Kehidupan kakaknya Sinka sampai saat ini tidak di ketahui lagi oleh ayahnya bahkan ibunya sendiri. Saat Sinka tengah bengong di pinggir kamarnya tiba-tiba pemuda yg di kejar-kejar oleh ikan hiu itu datang membawa sebuah rumput laut yg sudah di bentuk layaknya sebuah mahkota.
"Eh kamu ternyata ren.." Ucap perempuan itu sambil menoleh ke belakang.
"Aku bawa sesuatu untukmu." Kata orang itu sambil mengenakan mahkota rumput laut itu di atas kepalanya Sinka.
"Wah bagus sekali ini kamu yg buat?" Tanya Sinka sambil memegang-megang mahkota yg ada di kenakannya itu.
"Iya aku yg buat itu. Kamu suka dengan mahkota itu?" Balas orang yg bernama Rendy itu.
"Iya aku sangat suka sekali dengan mahkota buatanmu ini." Ucapnya Sambil tersenyum manis kearahnya Rendy.
Setelah berbincang-bincang cukup lama dengan Sinka, pemuda itu mulai mengepakan sirip besarnya itu menjauh dari istana laut yg sangat megah dan indah itu, sebelum para penjaga istana itu sadar kalau ada penyusup masuk istana laut itu.
Deburan suara ombak laut yg sangat bergemuruh, suara angin laut yg berhembus beriringan, dan juga suara burung camar yg terbang di atas permukaan air laut yg tak begitu tenang itu. Sebuah kapal yg sangat besar mengapung di atasnya, suara berisik para ABK kapal itu membangunkan kapten kapalnya sendiri.
"Gimana kamu udah dapat lokasi para ikan duyung itu?" Kapten kapal itu berjalan dengan sangat gagahnya ke anak buahnya yg bertugas menafigasi layar sensor bawah laut.
"Belum ada tanda-tanda ikan duyung kapten, tapi ikan duyung yg pernah di tangkap oleh kakek kapten itu boleh juga yah!" Balas Rio.
"Kurang ajar!!"
BUGZ!
"Berani bener kamu kurang ajar sama Istrinya kakek saya, pengen mampus kamu!" Kapten kapal itu sangat marah dengan tindakan anak buahnya itu, dan membuat para anak buah kapal itu yg asalnya ribut seketika itu juga langsung hening.
"Kerja yg bener, jika kita berhasil menangkap salah seorang putri duyung saja. Kita semua akan kaya raya, paham!" Kapten Kapal yg bernama Rizal dinnur itu mulai berjalan kembali kearah ruangannya, dengan kait besi di tangannya, kaki palsu dan juga penutup mata bergambarkan anime. Kapten Rizal yg biasa di Sapa Ical di segani oleh para musuh-musuh nya di atas lautan yg sangat luas ini.
Kapal yg cukup besar itu melaju kearah barat daya koordinat 32°-132° tempat ikan-ikan besar banyak berada, di sebuah rumah kecil bawah laut. Saat Rendy sedang rebahan di atas tempat tidurnya tiba-tiba seorang anak perempua masuk begitu saja kedalam rumahnya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, sontak membuat rendy terbangun dari atas rebahannya itu.
"Eh lho kenapa kamu nangis Ta, ada apa sama kamu?" Ucap Rendy bertanya ke duyung cewek di depannya itu.
"Aku habis di putusin sama Reihan, Ren." Balasnya.
"Yaampun kasian banget kamu Ta, udah gak usah sedih terus-terusan gitu kamu." Rendy sambil memeluk cewek di depannya itu menenangkannya. Dari arah kejauhan Sinka yg mau kearah rumahnya Rendy melihat rendy sedang pelukan dengan wanita lain, sontak membuat Sinka marah dan Sinka langsung membuat Sinka menangis, menjauh dari arah rumahnya rendy.
"Kamu udah gak usah nangis gitu masih banyak duyung cowok yg lebih baik lagi dari pada Reihan itu Ta," Ucap Rendy menghapus air matanya Okta yg menetes di kedua pipinya.
"Iya Ren.." balas Okta yg masih sesengrukan sambi menghapus air matanya itu.
Di permukaan air laut yg sangat tenang, Sinka terduduk manis di atas batu karang sambil menangis memandangi gemerlap bintang-bintang yg sangat indah di malam hari.. Sinka masih terdiam sambil menahan sakit yg di deritanya ketika orang yg dia sangat sayangi memeluk seorang perempuan di depan matanya seperti itu.
"Kenapa kamu tega melakukan itu semua sama aku Ren, kenapa Ren, kenapa?" Ucap Sinka berteriak membuat ikan-ikan kecil yg asalnya tengah tertidur di bawah terumbu karang yg sedang dia duduki itu terbangun. Ikan-ikan kecil itu berkumpul di hadapannya Sinka menyemprotkan air laut kearah dirinya agar air matanya Sinka tidak mengeras menjadi sebuah permata Intan yg sangat indah dan banyak di cari oleh para manusia itu.
"Kapten Ical bangun kapten.." Teriak Rio sambil membangunkan kaptennya yg tengah terlelap tidur di atas ranjang besinya.
"Ada apa kamu pagi buta gini bangunin saya, apa ada kabar gembira. Kalau nggak ada kabar gembira akan saya lemparkan kamu ke ikan-ikan hiu di laut lepas sana." Ucap Kapten Ical yg masih mengucek-ucek matanya.
"Sensor kita mendapati bahwa ada ikan duyung di depan kita kapten.." Ucap Rio yg sontak membuat kaptennya sendiri terkejut dan langsung berlari kearah ruang nafigasi kapal.
TUNG!! TUING!! TUNG!! Anggep saja suara sensor kapal yg sedang bekerja.
"Benar juga katamu, cepat persiapkan jaring buat menangkap putri duyung itu." Seru kapten ke para anak ABK yg baru bangun dari tidurnya, sontak membuat gladak kapal riuh, ada yg lari kesana mengambil jaring, ada yg kesini mengambil pistol, ada yg kesini juga menpersiapkan sampan.
DUPS!!
Sebuah jaring besar di lepaskan dari atas kapal laut mengarahkan ke seekor putri duyung yg sedang duduk di atas trumbu karang yg memuncak di atas laut itu.
"Eh apa-apaan ini.." Ucap Sinka kaget sambil mencoba melepaskan diri dari jaring itu. Tapi sayang jaring yg menangkap duyung itu sudah di tarik keatas oleh beberapa orang itu. Sinka hanya bisa berteriak dan menangis minta tolong untuk di lepaskan dari jaring itu, tapi tidak ada yg bisa menolong Sinka bahkan ikan kecil di bawahnya itu hanya diam saja memandangi tuan putrinya di tangkap oleh para manusia-manusia.
"Percuma saja kau berteriak dan menangis seperti itu putri duyung, tidak ada yg mendengarmu." Ucap Ical sambil memegang pipi duyung yg sangat halus dan dingin seperti es itu.
"Tolong lepasin aku manusia, aku mohon sama kalian!!" Tangis Sinka terus memohon kepada orang yg memakai topi perompak.
"Mohon lepasin? Susah-susah kami cari kamu, kamu minta di lepasin, enak aja!" Ucap Kapten Ical sambil memasukan duyung yg baru di tangkapnya ke Tanki air yg terbuat dari kaca transparan besar.
"Kamu akan menghasilkan uang buat kami seperti duyung yg pernah di tangkap kakeku." Ucap Ical lagi sambil meninggalkan tanki air depannya itu.
"Ayo kita segera pulang kedaratan sebelum badai datang.." Ucap Ical ke ABKnya.
"Baik kapten.." Anak buah kapalnya langsung kembali ke posisi mereka masing-masing, ikan-ikan kecil yg melihat tuan putri di tangkap oleh manusia itu langsung berenang ke arah istana laut tempat tinggal raja neptunus tinggal beserta anak istrinya.
"Maaf tuanku, saya membawa kabar tak sedap untuk di dengarkan tuanku!" Ikan badut berhadapan langsung dengan ayahnya Sinka.
"Emang kabar apa ikan badut?" Tanya Raja Neptunus dengan ramah lembutnya.
"Tuan putri di tangkap oleh manusia di permukaan air tuan.." Ikan badut itu tunduk di hadapan rajanya.
"Apa yg benar saja kau, anaku Sinka berada di dalam kamarnya seharian ini, mana mungkin dia keluyuram seperti apa yg kau ucapakan tadi." Ucap Raja Neptunus meninggikan nada bicaranya..
"Maafkan saya tuanku tapi saya dan beberapa ikan lainnya melihat sendiri tuan putri Sinka di tangkap oleh beberapa orang manusia di perairan banyak karang-karang tempat saya dan beberapa ikan kecil lainnya tinggal." Ucap Ikan badut lagi.
"Nadse cepat lihat Sinka di kamarnya.."
"Baik tuanku.." Pelayan sekaligus sahabatnya Sinka itu langsung berlari kearah kamar tuan putrinya dan benar saja ketika Nadse tiba di kamarnya Sinka, Sinka tidak di dapati di dalam kamarnya. Dengan berenang sangat cepatnya Nadse langsung menghadap ke tuannya dan mengatakan sebenarnya kalau Sinka anaknya tidak berada di dalam Istana.
"Kurang ajar benar anak itu. Keluar rumah tidak berpamitan kepadaku, cepat cari anak bodoh itu. Dan tolong tangkap manusia yg menangkap anak bodoh itu sekarang." Murka Raja Neptunus mengangkat tongkatnya keatas dan menembakan arus air yg sangat kuat dan sampai muncrat ke permukaan air laut.
DUARR!!
"Baik tuanku.." Pimpinan pasukannya Raja Neptunus langsung bubar ke plosok negri untuk mencari kebradaan dari manusia yg menangkap anak dari sang penguasa laut itu.
Angin dan badai yg sangat dahsyat di turunkan oleh pasukannya Raja Neptunus untuk membantu pencarian anaknya itu. Rendy yg mendengar kabar kalau orang yg sangat di cintai itu menghilang pun rendy secara diam-diam mencoba menemukan sendiri tuan putri Sinka itu.
Berenang ke seluruh pelosok lautan bumi tapi tetap saja tidak membuahkan hasil sama sekali buat para pasukan duyung yg sangat kuat itu. Di segitiga bermuda rendy mengingat akan ucapannya Sinka dulu yg pernah Sinka katakan ke Rendy sebelum Sinka benar-benar menghilang.
"Kalau kamu kangen sama aku atau kamu pengen tau lihat aku lagi apa, coba kamu panggil tiga kali nama aku dan tebaskan ekor berenang ke kanan secara cepat!"
Rendy langsung mempraktekan pesan yg pernah di katakan Sinka kepada dirinya itu.
"Sinka..Sinka..Sinka..Aku mohon perlihatkan keberadaanmu." ucap rendy sambil mengibaskan ekornya ke kanan dengan cepat, seketika itu juga gelombang air yg di hasilkan oleh riakan air di ekornya itu langsung membentuk sebuah cermin besar di depannya, gambar wajahnya Sinka begitu jelas di depannya. Rendy melihat Sinka yg tengah menangis karena di siksa oleh manusia bermata satu itu.
"Ayo cepat kamu lebih menangis lagi, biar mutiara yg kamu hasilkan lebih banyak lagi yg keluar," Bentak orang bermata satu itu sambil sesekali mencambuk badannya Sinka yg agak bonsor itu.
"Nah gitu baru putri duyung yg sangat cantik, menangislah terus biar kami semua cepat kaya." Ucap orang bermata satu sambil mengambil mutiara yg mulai terkumpul banyak di dalam tanki air transparan itu.
Rendy yg melihat itu semua semakin kesal dan geram di buatnya,
"Kurang ajar benar orang itu akan aku beri pelajaran kau manusia.." Geram Rendy langsung berenang kepermukaan air laut mencari tempat orang-orang itu menyiksa Sinka pujaan hatinya itu.,
Beratus-ratus mil Rendy berenang di permukaan air laut tapi rendy tetap saja belum menemukan pulau tempat tuan putri di sandra oleh para manusia itu. Dari semak-semak saat para manusia sedang tengah terlelap tidur, seorang wanita cantik nan manis keluar dari semak-semak samping tanki air transparan itu.
"Pssst.." Wanita yg baru keluar dari semak-semak mencoba membangunkan seorang putri duyung di tangki air itu. Putri duyung itu langsung terbangun dari tidurnya, dan alangkah terkejutnya Sinka ketika melihat seorang wanita muda di depannya itu.
"Kamu kan..." Ucap Sinka terpotong.
"Udah jangan banyak ngomong dulu, aku akan selamatkan kamu dari sini." Ucap wanita itu mengangkat badan putri duyung itu dari dalam tanki air, dan membawanya ke tepian pantai.
Setibanya di permukaan air laut wanita itu langsung menaruh badan putri duyung itu di permukaan air laut.
"Sekarang kamu bisa pergi ke samudra hindia dengan bebas.." Ucap wanita yg menolongnya.
"Tapi kakak harus ikut Sinka pulang kerumah kak!" Ucap Sinka ke wanita yg menolongnya barusan itu.
"Udah gak usah banyak tapi-tapian kamu sekarang, cepat kamu pergi dari sini sebelum mereka menyadari kalau kamu aku bebaskan!" ucap wanita itu lagi.
Saat Sinka mau berenang ke laut lepas, beberapa orang yg menangkap dirinya itu melemparkan jaring ke arahnya dan membuat duyung itu kembali tertangkap.
"Dasar wanita gak beguna, ngapain kamu bebasin duyung ini. Mentang-mentang kamu sejenis sama wanita ini eh kamu malah seenaknya saja mau bebasin wanita ini." Kapten Ical itu sambil memukul wanita di depannya sampai tersungkur ke atas pasir.
"Kakak.." Duyung itu memanggil wanita itu.
"Oh jadi ini adik kamu pantesan saja kamu membebaskan dia, pantes aja wajah kalian berdua mirip." Kapten Ical sambil mencium pipi kedua kakak beradik itu.
Di saat para manusia yg menculik Sinka itu mau berjalan lagi kearah daratan, dari kegelapan laut Rendy bersiap melemparkan batu-batuan karang ke arah mereka semua dengan menggunakan sirip ikannya.
PTAK!!
Salah seorang dari anak buah orang bermata satu itu tiba-tiba tak sadarkan diri diatas pasir dengan darah yg mengalir deras dari atas kepalanya.
"Kurang ajar! Siapa yg berani melakukan ini semua, tunjukin dirimu kalau berani sama kita, jangan main lempar batu aja ke kami semua." Rio mengangkat senapan yg di bawanya dari tadi.
Tapi Rendy tetap saja terus-terusan melemparkan batuan karang ke para manusia yg membawa Sinka itu. Banyak korban yg berjatuhan gara-gara lemparannya Rendy tepat mengenai manusia-manusia itu.
"Cepat kamu keluar atau aku ledakan kepala duyung cantik ini." Rio Menodongkan senjatanya ke samping telinganya Sinka.
Rendy terdiam seketika itu juga akan ancaman manusia yg membawa senjata api itu.
"Akan aku hitung dari satu sampai tiga kalau kamu nggak keluar dari persembunyianmu, akan aku ledakan kepalanya duyung cantik ini!" Ancam serius orang yg menodongkan senjata api ke putri duyung itu.
"Baik-baik aku keluar tapi tolong lepaskan duyung itu, biar aku yg mengantikannya." Ucap seseorang keluar dari kegelapannya lautan. Seorang pemuda keluar dari kegelapan laut malam dengan tidak mengenakan baju atasan sama sekali.
"Oh jadi kamu yg bikin kepala anak buahku bocor sampai gitu, cepat kamu keluar dari air dan angkat kedua tangan kamu di atas kepala." Ucap Ical.
Rendy langsung saja menuruti apa perintah dari cowok bermata satu itu, sambil ia mendorong badannya ke atas pasir. Alangkah terkejutnya mereka berdua ketika mengetahui bahwasannya cowok yg mereka suruh keluar dari adalah seekor duyung juga.
"Kita bakalan kaya mendadak nih kapten, kita punya tiga duyung sekakigus." Ujar Rio mengikat kedua tangannya Duyung laki-laki itu as Rendy.
"Iya cepat bawa dua duyung itu ke arah pondok, biar aku yg urus duyung kesayangannya kakek." Ucap Ical sambil mengendong Naomi yg tak sadarkan diri ke arah pondok yg banyak di tumbuhi pohon kelapa di sekelilingnya.
Pagi hari nan sangat cerah dan suara hembusan angin sepoi-sepoi terdengar, pasukan yg mencari keberadaannya tuan putri akhirnya di ketemukan berkat bantuan kaca yg di tinggalkan oleh rendy di depan segitiga bermuda itu. Raja Neptunus berserta seluruh pasukannya langsung pergi ke pulau Hawai tempat mereka semua berada.
Ombak yg sangat besar datang, suara gemuruh petir di sertai hujan deras dan angin kencang yg menghancurkan sekitar pulau hawaii itu membuat Ical dan seluruh anak buahnya terkejut seketika itu juga, gelombang air laut memutari pulau kecil itu dengan sangat rapatnya sampai-sampai tak ada celah buat manusia-manusia itu untuk lari, bahkan kapal yg di buat memburu para duyung hancur seketika itu juga karna sapuan gelombang yg sangat dahsyat.
"Serahkan anaku itu atau akan ku bunuh kalian semua jika tidak menyerahkan para duyung-duyung itu." Kata Raja Neptunus mengarahkan Trisulanya kearah manusia-manusia kecil yg tengah menodongkan senjata mereka masing-masing kearah para duyung-duyung itu.
"Jika kamu tidak membuang trisula itu kesini akan aku ledakan kedua anakmu ini beserta cowok satu ini." Kata Rio bersiap menarik pelatuk pistolnya.
"Coba saja kalau berani kalian.." Tantang Raja Neptunus berubah menjadi seorang manusia raksasa, Raja laut itu menghancurkan semua orang yg berusaha menghentikan langkahnya itu.
"Tembak terus raja duyung ini." Seru Ical terus menembaki raja duyung yg menjadi raksasa
DUERR!!
DOUAR!
JDART!!
Raja Neptunus mengeluarkan sihir petirnya kemanusia-manusia itu, alhasil para manusia-manusia itu tewas seketika di depan para pasukan duyung dan mereka bertiga.
"Ayo kita pulang anaku sayang," Ajak Ibunya Sinka ke Sinka dan Naomi.
"Iya mah, kakak ikut kami pulang ke istana kan?" Balas Sinka dengan sangat antusiasnya.
"Maaf Sin, kakak gak bisa ikut pulang sama kalian semua." Kata Naomi.
"Kenapa kakak nggak bisa ikut kita semua balik ke istana laut kak?"
"Kakak ini manusia seutuhnya Sinka dan kakak juga udah gak bisa bernapas lama di dalam air, sekarang ini daratan adalah tempat tinggal kakak sekarang." Balas Naomi sedih.
"Kakak..." Sinka menangis sambil memeluk badan kakaknya. Naomi juga membalas pelukan dari adiknya, Rendy yg melihat itu semua hanya sedih di buatnya.
"Kamu jaga baik-baik ayah sama mama ya Sin, " Kata Naomi sambil membelai rambut adiknya untuk terakhir kalinya.
"Iya kak, pasti aku akan jaga mama sama papa kak. Kakak jaga kesehatan terus yah!" Sinka sambil menghapus air matanya dari pipi..
Pada saat mereka semua berbalik badan dari arah belakang Rio yg masih sadarkan diri langsung menembak sebuah peluru kearahnya Sinka, sontak Rendy yg melihat itu secara sigap Rendy mendorong badannya Sinka masuk kedalam air.
DOR!
Tepat di balik punggung sebelah kiri proyektil peluru itu menembus badannya Rendy yg menyebabkan Rendy sekarat itu juga, raja akhirat langsung membunuh orang yg menembak warganya itu. Sinka yg asalnya berhenti menangis tiba-tiba menangis sejadi-jadinya ketika mengetahui Rendy orang yg dia sayang selama ini sekarat tak berdaya.
"Rendy... Jangan tinggalin aku rendy... Aku nggak mau kamu tinggalin rendy.." Tangis Sinka memeluk kepalanya Rendy.
"Kamu gak usah sedih gitu tuan putri, aku sayang sama tuang putri.." Seketika itu juga rendy pergi untuk selama-lamanya di pelukannya Sinka.
"Tidak!!!! Rendy!!!"
Teriak Sinka sejadi-jadinya sambil menangisi kepergian orang yg di sayanginya itu.
Story By : @Laswota
Terimakasih Buat @Lastwota sudah mau menyumbangkan Ceritanya di JKT48 Story! buat kalian yang ingin menyumbangkan cerita juga bisa klik Link berikut : Kirim FanFict Ditunggu ceritanya!~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar