Dear diary, 27/08/15.
Hari ini aku pisah sama dia, apa aku masih bisa balikan lagi?
seorang perempuan tengah mencurahkan semua isi hatinya kedalam sebuah catatan kecil yg di sebut juga dengan buku Diary atau bisa di sebut juga buku curhat. Perempuan itu sesekali menangis tiap kali mengoreskan tinta bolpennya di buku diary kecil itu.
"Kamu adalah cowok terjahat yg pernah aku punya.." Curahan hati seorang perempuan yg memangku sebuah buku diary kecil itu di tangannya. Ya terkadang satu atau dua tetesan air mata cewek itu jatuh ke halaman buku diary yg sudah penuh dengan semua curah isi hatinya.
Siulan angin malam dan dentang jarum jam sudah menunjukan pukul 12 malam, tapi seorang wanita masih belum bisa tidur, ia masih mondar mandir di samping kamar tidurnya, berharap ada seorang pangeran yg datang untuk menemani tidur panjangnya.
Sesekali ia melihat kearah jam tangannya, dan ia tampak gelisah sekali dengan jarum jam yg ada di dinding yg tak mau bergerak ke pukul jam tiga pagi.
"Ayo cepatlah, aku sudah tidak sabaran buat masuk kelas baru nih.," Ucap seorang wanita yg gelisah sedari tadi.
Teriknya sinar matahari sudah ada di ubun-ubunan kepala, seorang cowok sedang memberi makan ikan-ikan peliharannya di belakang rumah, saat itu juga ada seorang cewek datang dan langsung memeluknya.
"Eh kamu ternyata..," Ucap Cowok itu menoleh kebelakang.
"Hai sayang, aku kangen tau sama kamu.." Ucap wanita itu, yg terus menempel di pundaknya Hans Keintaro yg biasa di sapa Hans atau lebih terkenalnya di panggil ken oleh beberapa orang saja, cowok yg bernama Hans itu mulai bangkit dari duduknya.
"Kamu ngapain kesini, bukannya kamu sibuk ya sama si Anto, udah kamu jangan keseringan kesini, entar anto marah loh.," Ucap Hans melepas pelukan dari cewek yg ada di depannya itu.
"Ah mas bodoh sama anto, aku masih sayang sama kamu, Hans."
"Udah, kita itu udah nggak ada hubungan lagi Sinka, lebih baik kamu pulang sana dan ajak Anto makan siang sana. Aku sebentar lagi mau keluar rumah ini," Hans mulai membukakan pintu rumahnya lebar-lebar buat cewek bernama Sinka itu, memang dulu cowok bernama Hans itu sempat pacaran sama Sinka adik dari Shinta Naomi member idol group Indie, tapi hubungan mereka berdua pupus di tengah jalan gara-gara kehadiran orang ketiga, pasti kalian bisa menebak-nebak siapa orang ketiga itu kan?
"Baik, aku akan pergi dari rumah kamu, tapi aku mohon kamu mau maafin kesalahan-kesalahan aku yg tlah lalu kan, hans. Aku udah nyesel ninggalin kamu buat si anto itu," Kata Sinka.
"Udah terlambat kamu minta maaf nya Sinka, lebih baik kamu tinggalin rumah aku segera. Aku udah muak lihat muka kamu," Hans dengan nada tingginya langsung membanting pintu di depan mukanya Sinka.
Dear diary, 01/09/15.
Gak kerasa ya! Aku udah satu bulan sekolah, di sekolahan ini, tapi aku belum dapat teman sama sekali, apa aku harus lebih deket lagi ya sama mereka.
Lampu kamar di matiin oleh seorang gadis setelah mengisi buku diary kesehariannya itu. Gadis kecil itu mulai menutup kedua matanya di atas tempat tidur yg sangat empuk, di temeni sebuah boneka teddy yg lumayan besar ukurannya. Hawa dingin kamarnya, membuat gadis kecil itu bolak balik masuk kamar mandi, memang semua sudut rumahnya dipasangi AC oleh orang tuanya.
"Akhirnya bisa kembali kesekolah juga," Kata Hans dalam hati sambil berjalan masuk kedalam gerbang sekolah, di depan gerbang sekolah sudah ada beberapa musuh-musuhnya hans yg siap menggangu hans tiap kali masuk sekolah.
"Eh lo bukannya anak yg kemaren gebukin salah seorang anak buah gue ya," Pimpinan mereka semua mulai menghentikan langkah kaki hans, hans tetap saja berjalan lurus ke arah kelasnya. Pimpinan mereka semua yg seraya di remehkan oleh hans, kerah baju hans di angkat keatas oleh pimpinan gangster sekolahan yg menamakan dirinya X-Hunters.
"Lo songgong ya, jadi adik kelas, di ajak ngobrol malah nyelonong kayak gitu, mau ngajakin ribut lo sama gue hah!," pimpinan mereka membentak hans, sambil nunjuk-nunjuk hans.
Dengan sok cool nya hans, melepaskan kerahan baju dari Ical pimpinan X-Hunters. Seketika itu juga Hans, langsung memukul wajahnya Ical sampai jatuh ketanah.
"Banyak bacot lu pada, gue diem bukan gue gak berani sama lo, tapi gue diem emang gak berani sama lo.." Ucap Hans langsung lari dari tempat perkara.
"Kejar orang itu...!!" Ical memerintahkan anak buahnya untuk mengejar hans yg sudah melewati lorong-lorong sekolahan, banyak orang-orang heran kenapa hans di kejar oleh anak-anak X-Hunters gangster yg paling di takuti di setiap sekolahan. Saat hans lari ngebut menghindari kejaran para gangster-gangster itu, hans tidak sengaja menabrak seorang gadis yg keberatan membawa buku bacaan yg baru saja di pinjamnya dari perpustakaan.
BRUK!
"Maaf...maaf aku nggak sengaja, " Ucap Hans, terus berlari dari kejaran X-Hunters.
"Minggir lo anak sialan," Para X-hunter menoyor kepala cewek yg tengah memunguti buku yg berserakan di lantai itu, sampai jatuh telentang ke lantai.
Hans yg melihat itu langsung menghentikan langkah kakinya, dan bersiap menghadapi mereka semua.
"Ayo kalau kalian pengen ngehajar gue hajar saja, tapi lo semua gak berhak melakukan anak cewek seperti itu.," Hans memasang kuda-kuda tempurnya,
"Banyak bacot lu jadi orang..." Mereka berlima langsung menyerang secara membabi buta, terkadang tendangan dari mereka mengenai badannya hans. Cewek yg terlentang tadi langsung bangkit dari atas tidurnya dan bersiap untuk memberitahukan kepada guru BP tapi langkah kaki kecilnya terhenti gara-gara ada seorang cewek yg mencegah agar dirinya tidak melaporkan para anggota X-Hunters ke guru BP sekolahan.
"Jika lo aduiin ke guru BP, hidup lo di sekolahan ini tidak akan tenang anak baru," Ucap seorang siswi sekelasnya memperingati anak baru itu. Anak kecil yg duduk di bangku kelas X hanya diam saja sambil menganggukan kepalanya ke cewek di depannya, hans di hajar habis-habisan oleh mereka berlima sampai babak belur di lantai, dengan seragam osisi yg penuh dengan bercak-bercak darah di setiap sisinya.
"Ayo kita tinggalkan saja cowok yg gak berguna ini.," Ucap Kelvin menendang badannya Hans yg sangat lemas di depan toilet siswa, setelah gerombolan gangster itu pergi baru ada teman-temannya hans yg berani menolong hans dari atas lantai.
Hans di bawa teman-temannya ke UKS untuk di obati oleh ahli medis.
"Kenapa sih nak, kamu sampe babak belur gini?" Tanya Dokter yg mengobati luka lebam-lebamnya Hans.
"Biasalah dok, urusan anak muda. Dokter juga pasti taulah..." Dengan kondisi yg sudah babak belur seperti ini, hans masih bisa mengajak dokter yg menanganinya bercanda.
"Kamu itulah hans, anak yg sangat aneh yg pernah aku rawat. Banyak luka-luka gini tapi kamu masih tetap saja ngajak dokter bercanda kayak gini." Dokter itu telah selesai mengobati luka-lukanya hans dengan obat merah dan beberapa perban di lubabg hidungnya.
"Makasih dok, dokter udah ngobatin saya." Kata Hans.
"Iya sama-sama, dokter tinggal dulu ya. Dokter masih ada urusan di rumah sakit nih," Balas Dokter yg setiap kali mengobati anak-anak sekolahku.
"Iya dok, hati-hati di jalan ya."
"Iya...,"
Saat suasana sepi dan sunyi sekali. Hans yg pada saat itu tengah terlelap dalam tidurnya mendengar suara pintu UKS terbuka, sontak hans bangun dari tidurnya, dan mulai mendekat kearah pintu UKS.
"Kamu..." Hans terkejut dengan kehadiran seorang anak cewek yg tiba-tiba masuk kedalam UKS di saat Jam mata pembelajaran tengah di mulai.
"Ngapain kamu ada disini, balik sana ke kelas kamu. Bukannya kamu anak kelas sepuluh yg baru itu, cepat kamu balik lagi ke kelas kamu, entar di marahin guru BP kalau ketahuan kamu," Ucap Hans sambil menyuruh cewek yg tiba-tiba saja masuk kedalam ruangan UKS sekolah itu.
"Tidak!! Aku nggak akan balik lagi kedalam kelas, ini semua salah aku, gara-gara aku kakak babak belur gini," Katanya sambil duduk di samping matras putih yg tengah di duduki oleh Hans.
"Ini semua bukan salah kamu, itu semua salah aku, kenapa tadi aku buat gara-gara sama mereka.." Balas Hans.
Cewek di sebelahnya hans mulai menitihkan air matanya, hans melihatnya itu benar-benar bingung dengan adik kelas di sampingnya itu.
"Kamu ngapain nangis gitu, bukan kamu yg salah kok dek," Hans tersenyum manis kearahnya cewek yg ada di sebelahnya.
"Aku terharu kak sama kakak, kebanyakan cowok nyalahin cewek gara-gara babak belur seperti itu. Tapi kakak nggak sama sekali nyalahin aku, yg buat kakak seperti ini," Cewek itu mulai menyeka kedua bola matanya menggunakan tissue.
Hans mulai menangkan adik kelasnya, sesekali hans membuat lelucon konyol yg membuat adik kelasnya tertawa terpingkal-pingkal salah satunya ini.
"Dek, kakak punya tebak-tebakan nih, hewan, hewan apa yg gak punya uang apa lagi gak punya mobil?," Tanya Hans.
"Hewan apa itu ya kak, aku nyerah deh kakak. Aku anaknya gak pandai dalam main tebak-tebakan nih," Balas adik kelasnya Hans.
"Beruang tapi di tangkap KPK.." Ucap Hans.
"Wkwkwkwkw....kakak... Hahahah..",
Ya itulah tebak-tebakan konyol yg tadi di buat untuk menghibur adik kelasnya yg menangis di sampingnya hans.
Dear diary, 02/09/15.
Ternyata kakak kelas itu tidak buruk juga, kak Hans ya? Dialah kakak buatku tadi pagi tertawa terpingkal-pingkal di dalam UKS bersamanya.
Malam hari tiba, anak kecil yg bernama Yupi itu tengah berdiri di atas balkon dua rumahnya, melihat hilir mudik orang yg lalu lalang di depan jalan rumahnya. Hans mulai mematikan I-Pod yg sedari tadi ia nyalakan buat menemani ia dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah yg menumpuk gara-gara hans di scorsing kepsek selama satu bulan penuh gara-gara hans membuat kesalahan yg sangat fatal yg pernah di buat hans.
Satu tahun tlah berlalu dan hans sekarang sudah duduk di kelas XII - IPS sedangkan Yupi duduk di bangku kelas XI - IPA, dan beni-beni cinta mulai bermuculan semenjak mereka berdua baru pertama kali bertemu satu sama lain.
"Akkhh...!!" Rintih Yupi dari depan ruang tamu rumahnya yg tiba-tiba saja membuat Yupi tak sadarkan diri di atas lantai rumahnya. Adiknya yg melihat kakak nya pingsang langsung membawa kakak satu-satunya ke rumah sakit yg tak jauh dari tempat tinggal mereka, sementara itu Hans sudah siap untuk menjemput Yupi di rumahnya.
"Heummb... Bau badan sudah enak, baju juga udah rapi...emm tinggal apa lagi yg kurang?," Pikir Sejenak Hans sambil mengambil kunci mobil diatas meja makan.
"Ah iya, bunga sama itu.." Hans baru ngeh ketika dua barang special lupa di bawa oleh hans.
"Kalau gini kan enak, kalau nembak cewek yg imut kayak dia,"Pikir Hans, langsung saja masuk kedalam mobilnya.
Jam 7 set malam. Hans sampai di depan rumah sang gadis idamannya itu. Hans menekan bel rumahnya Yupi cukup lama tapi tidak ada satu orang pun yg membukakan pintu rumah megah bak istana negri dongeng itu.
"Nyari siapa mas?" Tanya Satpam komplek perumahan, menghampiri hans yg tengah berdiri di depan mobilnya.
"Ini pak, dari tadi saya bunyiin bel rumah dari saudari Yupi kok, gak ada yg bukaiin pintu gerbang buat saya ya pak?," Ucap Hans.
"Oh maaf mas, keluarga dari nama yg mas sebut tadi sedang ada di rumah sakit semua, barusan juga mereka semua perginya." Kata Satpam.
"Emang yg sakit siapa pak?"
"Katanya si Non Yupi gitu, tapi bapak juga nggak tau jelasnya, lebih jelasnya kamu ke Rumah sakit...... Saja." Satpam komple perumahannya Yupi memberi tau dimana Yupi di rawat.
"Makasih pak..." Balas Hans langsung masuk kedalam mobilnya, dan ngebut kearah rumah sakit yg di maksut oleh satpam komplek yg tadi hans temui itu.
Setibanya hans di Rumah sakit yg dimaksut, hans langsung menuju ke arah suste yg memberi informasi kalau-kalau ada orang yg butuh ambulance atau yg lainnya.
"Sus, tau pasien yg bernama Cindy Dea Yuvia di rawat nggak?" Tanya Hans.
"Sebentar ya mas..,,,," Suster yg di tanyaii oleh hans itu mencari nama yg tlah di sebutkan oleh hans tadi.
"Ada mas, pasien yg bernama Cindy Dea Yuvia itu, di rawat kamar melati nomer - 14A," Kata Suster.
"Makasih sus, infonya..."
Segera saja hans berlari kearah kamar yg telah di sebutkan tadi, saat hans hampir mendekati kamar melati nomer - 14A. Hans melihat keluarganya Yupi tengah duduk di depan ruangan 14A itu.
"Yupi gimana kabarnya om sama tante?" Tanya Hans terengah-engah di depan keluarga sederhana itu. Tapi kedua orang tuanya yupi tetap membungkam dan tak mau membuka mulut untuk hans.
"Gimana kabar Yupi, Windy?"
"Ka...kakak.." Ucap Windy terhenti ketika dokter yg memeriksa kondisinya Yupi itu keluar dari dalam ruangan.
"Gimana dengan kondisi anak saya dok, apa dia baik-baik saja?" Tanya papanya Yupi cemas.
"Maafkan saya bapak dan ibu dari pasien yg bernama Cindy Dea Yuvia, anak ibu kemungkinan kecil bisa selamat dari komanya. Tumor ganas yg telah lama mengerogoti badan anak bapak dan ibu tlah parah, dan jalan satu-satunya adalah dengan cara pencakokan ginjal baru di badan anak ibu. Tapi stock ginjal yg ada di rumah sakit ini stocknya tlah habis beberapa bulan yg lalu,. Saya saranin lebih baik bapak dan ibu banyak-banyak berdoa agar kesehatan anak ibu bisa kembali lagi." Ujar Dokter sambil meninggalkan keluarga kecil itu,
Beberapa jam telah berlalu semenjak Yupi tak sadarkan diri, jam 12 set malam. Yupi sadarkan diri dari komanya, Yupi mengambil sebuah buku diary kecil yg di bawa adiknya kemana-mana dan membasahi sisa-sisa halaman buku diary itu dengan tinta bolpoin. Berbagai curahan hati yg tersisa di curahkannya di kertas halaman terakhir buku diarynya.
TiiiiiiiiiiiT!!!!!!!! Alat pendeteksi jantung itu tiba-tiba mendatar...
Windy yg terbangun dari tidrunya itu, melihat kakakna yg sudah tak sadarkan diri itu langsung berteriak-teriak ke yg lainnya, dokter memeriksa keadaanya Yupi, tapi yupi sudah tidak mau bergerak lagi. Setelah pemakamannya Yupi, Aku di kasih sebuah buku diary kecil peninggalan mendiang dari Yupi, adik kelas yg selama ini bikin aku gemas.
"Makasih ya dek,.." Ucapku.
"Iya kak, lagian pesan terakhir dari mendiang juga, buku diary kecil itu harus nyampe ke tangan kakak setelah kakak tiada." Balas Windy sambil masuk kedalam mobil dan langsung saja pergi dari tempat tinggalku.
Aku membawa masuk buku diary kecil itu masuk kedalam rumah, dan aku mulai membuka dan membaca tiap lembaran kertas yg sudah penuh dengan coretan tangan
Dear diary, 08/09/15.
Hari ini aku senang banget aku bisa di ajak jalan-jalan sama kakak kelas yg baik seperti dia.
Setiap aku membuka tiap lembar halaman buku diary itu, aku semakin tak kuasa menahan air mataku yg setiap kali jatuh di halaman buku yg di tulis Yupi untuk terakhir kalinya.
Dear diary, 23/10/16.
Gak kerasa ya! Aku udah kelas XI dan dia juga udah kelas XII, sebentar lagi dia akan lulus dari sekolahan, pasti aku akan di lupaiin sama dia kalau dia udah kuliah di Unniv yg dia pernah ceritakan kepadaku. Satu tahun pula Tumor ganas ini mengerogoti tubuhku, walau pun tumor ganas ini ada di dalam diriku, aku tidak apa-apa, asalkan aku bisa menghabiskan sisa-sisa umurku dengan melihat canda tawamu kak Hans. Aku tau pasti kak Hans sedang sedih saat ini, aku baik-baik saja kok kak di sana, kak hans jaga diri ya, dan jangan jadi cowok cengeng lagi ya kak. Yupi sayang kakak :-).
Air mataku keluar dengan derasnya ketika aku selesai membaca semua coretan tangan di dalam buku diary kecil itu.
"Aku gak akan nangis kok Yupi, aku juga sayang sama kamu, semoga kamu tenang disana." Aku sambil menghapus air mataku dari pipi.
The End.................
Story by : @lastwota
( Juara 2 FanFict Competition )
#Angakatan1
( Juara 2 FanFict Competition )
#Angakatan1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar