Our Blog

My Beautiful Sunshine




Seorang gadis kecil tengah berjalan bersama orangtuanya di sebuah lorong sekolah dasar, postur tubuh gadis itu terbilang kecil, dengan mata yang minimalis (dibaca sipit) dan wajah oriental, gadis kecil tersebut merupakan murid baru di Sekolah Dasar itu.

“Maah, maah kelas aku dimana ?” tanyanya sambil menengok kearah Mamanya

“Nanti ya sayang, kita ke Kantor Guru dulu, buat nanya kelas kamu dimana” jawab Mamanya lembut

Si gadis kecil hanya mengganguk sambil sedikit kesal, terlihat dari pipinya yang digembungkan

“Huuh kenapa si Maah, harus pindah ke Jakarta ? kan enakan di kota kita” keluhnya kesal, Mamanya hanya menarik nafas berat

“Maaf ya sayang, ini juga karena kerjaan Papa kamu yang dipindah tugasin kemari, jadi, ya terpaksa kamu juga harus pindah sekolah”

Si gadis kecil tetap saja cemberut dan menggembungkan pipinya

“Ayolah sayang, sekolah ini ga buruk kok, pasti juga nanti kamu cepet dapet temen, percaya deh sama Mama” Mamanya mencoba menumbuhkan rasa percaya diri anaknya

~oOo~

“Bersiap, berdiri !”

“Selamat pagi Buuuu” sapa seluruh murid kelas 2 SD itu kompak

“Selamat pagi anak-anak, silakan duduk” jawab Bu Guru

“Eh.. eh siapa tuh ?”

“Ga tau, kayaknya murid baru”

Begitulah bisikan-bisikan para murid yang tengah membicarakan si murid baru.

“Oiya anak-anak, hari ini kita kedatangan teman baru, silakan perkenalkan diri kamu” perintah Bu Guru sambil memegang kedua bahu si gadis kecil

“Iya Bu” jawabnya patuh

Gadis kecil itu berdiri ke tengah kelas dan memperkenalkan dirinya

“Halo semua, nama aku Shani Indira Natio, kalian bisa panggil aku Shani, aku pindahan dari Jogjakarta, salam kenal dan mohon bantuannya” ucap Shani dengan logat Jawanya

“Halo Shanii” jawab murid sekelas kompak

“Baiklah Shani, kamu sekarang boleh duduk, emhmm..” Bu Guru nampak mencari bangku kosong untuk ditempati Shani

“Aah.. kebetulan disitu kosong, kamu duduk disana ya Shan, disamping Kelvin” tunjuk Bu Guru kearah bangku kosong di kiri belakang

“Iya Bu” jawab Shani mengangguk
Gadis kecil itu berjalan kearah tempat duduknya..

“Haai.. aku Kelvin Mandala Putra, salam kenal” kata cowok yang duduk di samping Shani

“Eh.. em.. i..iya, aku Shani, salam kenal” jawab Shani sambil menerima uluran tangan Kelvin.

Setelah perkenalan itu, tidak ada pembicaraan lagi diantara keduanya.
Gadis bernama Shani itu memang terkenal pemalu sejak dari kecil. Bahkan saat bersekolah di Jogjakarta pun, ia sama sekali tidak mempunyai teman, ia lebih senang menyendiri daripada berbicara dan bermain dengan teman-teman seusianya yang lain.

*9 years later*

“Ahahaha.. lucu tau kalo nginget pas kelas 2 SD dulu” tawa seorang pria yang tengah duduk di bangku kelas 2 SMA

“Iiih kamu maah.. nyebelin” keluh Shani sambil sedikit mencubit pinggang temannya yang bernama Kelvin

“Duduh sakit Shan”

Ya, kini gadis kecil bernama Shani itu sudah beranjak remaja, ia tumbuh menjadi gadis yang cantik, tinggi dan tak jarang menjadi primadona di sekolahnya. Banyak cowok yang mengejar-ngejarnya untuk mendapatkan hatinya, tapi Shani dengan lembut menolak semuanya, dengan alasan bahwa ia ingin fokus ke pendidikan ketimbang pacaran

“Ya abisnya, dulu kamu tuh pemalu banget, sampe ngomong aja harus ada yang nanya dulu” lanjut Kelvin sambil tertawa kecil

“Sekarang juga masih sih, entah kenapa aku kalo ngomong itu irit” jawabnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal

“Yeee, ke aku kayaknya engga deh, malahan bawel banget”

“Wlee, ngapain harus malu ke kamu.. “jawabnya sambil menjulurkan lidah

“Dasar cah ayu”

“Jangan panggil aku gituuu” jawabnya sambil menggembungkan pipi

“Hehe biarin, kan wong Jowo” ledek Kelvin

“Nyebelin”

“Yaudah kalo gamau dipanggil itu, gimana aku panggil Shanshine ?” tawar Kelvin

“Shanshine ?” Shani mengerutkan dahinya

“Iya”

“Iih aneh tau ” jawab Shani

“Ga aneh kok, Shanshine diambil dari Sunshine yang artinya sinar matahari”

“Dan kamu seperti sinar matahari bagi aku, yang selalu menyinari hati aku” gombal Kelvin

“Dasar gombal, wlee ga mempan” Shani menjulurkan lidahnya

“Boong, ga mempan kok pipinya merah ?” goda Kelvin sambil tersenyum penuh kemenangan

“Eh ?? mana ? ng.. engga kok” jawab Shani salah tingkah

“Ahahaha mau aja aku boongin”

“Iiih Keeelviiin” Shani berlari mengejar-ngejar Kelvin di lorong sekolah, sontak semua pandangan murid disana, tertuju ke arah sepasang sahabat itu

KRIIINGG

Bel kelas menghentikan candaan mereka berdua

“Udah bel masuk tuh, ke kelas yuk” ajak Kelvin

“Gak, kamu aja sendiri” jawabnya ketus sambil terengah-engah dan nafas memburu

“Cie  ngambek, udah ah ayoo” tanpa ragu Kelvin menarik tangan Shani

“E..eh.. eh iya” Shani hampir kehilangan keseimbangannya ditarik seperti itu

Kelvin dan Shani memang tidak berada dalam kelas yang sama, tetapi kelas mereka bersebelahan, jadi kadang mereka berjalan bersama menuju kelas masing-masing seperti saat ini

Sesampainya mereka di kelas masing-masing, pelajaran kembali dilanjutkan seperti biasa.

“Eh Shan, Kelvin itu kamar pacar kamu ya ?” tanya teman sebangkunya yang bernama Gracia

“Iiih Gre.. bukanlah, dia cuma temen aku, dari SD malah” jawab Shani

“Abisnya kamu sama dia deket banget”

“Kenapa ? kamu cemburu ? ciiee nanti aku bilangin deh ke dia kalo kamu suka” goda Shani sambil tersenyum

“Iiih engga kok engga” geleng Gracia cepat sambil wajahnya memerah

“Hahaha” Shani terkekeh pelan melihat temannya yang salah tingkah

“Shani, Gracia !! kalian bisa gak berhenti ngobrol ?!?” tegur Guru perempuan yang memang terkenal killer

“E.. eh i.iya Bu, maaf” jawab Shani dan Gracia tertunduk

~


Bel pulang sekolah sudah berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar dari kelas dan bergegas menuju ke parkiran sekolah, Shani tengah berjalan bersama Gracia.

“Shan shaaan” tak lama kemudian ada suara yang nampak tidak asing bagi Shani

“Eh.. kamu Vin, kirain aku kamu udah pulang” jawab Shani

“Belum kok, eh ada Gre.. halo” Kelvin mengarahkan pandangannya kearah Gracia

“Eh.. i..iya Vin, halo juga” Shani sedikit iseng menyenggol lengan Gracia yang terlihat salah tingkah di depan Kelvin

“Mau bareng Shan ?” tawar Kelvin untuk mengajaknya pulang bersama

Shani sempat berpikir sejenak, ia melihat kearah teman disampingnya

“Eh, ga deh hari ini.. tapi kamu anterin Gracia aja nih, dia kasian ga ada yang jemput” ucap Shani

“Eh ??! kok aku sih Shan ?” Gracia baru saja mau protes

“Udaah-udah gapapa kok, Kelvin itu baik, pasti dia ga ngerasa repot, kamu bareng dia aja” potong Shani cepat

“E..eh tapi kamu gimana Shan ?” tanya Kelvin

“Gampang aku mah, bisa naik angkot atau nebeng yang lain.. dah dah, anter Gracia” perintah Shani

“Emmh.. iya deh, yuk Gre” ajak Kelvin
Gracia akhirnya menyetujui, meskipun awalnya tidak terima dengan keputusan Shani.

Entah kenapa Shani seperti sedang menjadi “mak comblang” antara Gracia dan Kelvin, ia memang sudah mengetahui sejak lama bahwa Gracia diam-diam menyimpan perasaan terhadap teman masa kecilnya, Kelvin. Meskipun Shani sedikit menaruh rasa cinta kepada Kelvin, ia masih terlalu takut untuk mengubah persahabatannya itu menjadi cinta. Melihat teman sekelasnya Gracia bahagia dengan Kelvin, itu sudah lebih dari cukup baginya

“Gre, rumah kamu dimana ?” tanya Kelvin

Jantung Gracia saat itu berdegup dengan keras, seperti layaknya gendering perang. Ia sangat sulit sekali membuat dirinya tenang di depan Kelvin, cowok yang ia sukai selama kurang lebih satu tahun belakangan.

“Ehm.. i..itu di Jalan Anggrek no 48” ucap Gracia terbata

“Oooh disitu, gajauh kok dari rumah aku, yaudah yuk naik”

“Ohiya, nih helmnya” Gracia menerima helm putih dari Kelvin

Gracia mengangguk dan kemudian memakai helm itu.

“Pegangan” perintah Kelvin sebelum menjalankan motornya

“I..iya” Gracia dengan perlahan memberanikan diri memeluk pinggang Kelvin

HAP

Perasaan bercampur aduk langsung menghinggapi hatinya, mulai dari senang, bahagia, deg-degan bahkan malu.

15 menit mereka berada di perjalanan, dan satupun dari mereka tidak ada yang membuka suara., hingga tak terasa, akhirnya mereka sampai di tujuan

“Ini kan rumah kamu Gre ?” tanya Kelvin memastikan

“Iya, bener.. ini rumah aku..”

“Oke”

“Ehmm.. ini” Gracia menyerahkan kembali helm milik Kelvin

“M..Makasih ya Vin, kamu mau mampir dulu ?” ajak Gracia

“Iya sama-sama, eh ga deh Gre, udah sore lagian, lain kali aja ya” jawab Kelvin

“Oh oke deh, yaudah, makasih sekali lagi. Kamu hati-hati di jalan” ucap Gracia sebelum melambaikan tangannya kearah motor Kelvin yang perlahan menjauh dari rumahnya

*Shania Gracia POV*

Hari ini aku bahagia banget karena Kelvin mengantarkanku pulang. Aku pun menghempaskan tubuhku di kasur sambil iseng-iseng membuka laptopku dan stalking twitter milik Kelvin. Tidak begitu banyak ditemukan foto dirinya, yang ada kebanyakan hanya foto tentang klub sepakbola dan pemain-pemain SmackDown, mungkin ia memang menyukai keduanya.
Setelah aku menscroll semua gambar yang pernah ia tweet, aku menemukan satu foto selfienya, dengan kemeja putih lengan panjang dan dasi hitam
“Errh ganteng banget, heran deh kenapa Shani ga suka sama Kelvin, pasti bohong deh” pikirku dalam hati

“Cie..ganteng tuh cowok ! Boleh dong kenalin ke Kakak” ujar Kakakku tiba-tiba dari arah belakangku

“Iiih Kak Veee, kenapa masuk engga ketok pintu dulu sih?” sahutku dengan nada teriak

“Yee.. itu pintu kan enggak kamu tutup adikku yang manis”

“Ooh iya ya, aku lupa” aku menepuk jidatku sendiri

“Itu siapa ? hayoo pacar kamu ya ?” goda Kak Ve

“Iiih bukan, Cuma temen di sekolah kok” jawabku

“Yakin temen ? nanti juga ujung-ujungnya jadi pacar”

“Iissh udah-udah Kak, sana keluar” usirku, huh aku kesal dengan Kakakku itu

“Hahaha iya-iya, cepet nyusul kebawah ya, kita makan”

“Iya-iya kak” jawabku

*Normal POV*

Setelah mengantarkan Gracia pulang, Kelvin kini telah berada di rumahnya, tepatnya di dalam kamarnya

“Kak.. Kakaakk.” terdengar suara di balik pintu yang sudah tidak asing lagi baginya

“Apa dek ?” balas Kelvin sedikit berteriak

“Boleh aku masuk ?”

“Masuk aja, ga dikunci kok” masuklah seorang wanita yang berpostur mungil dengan rambut yang dikuncir kuda, dan juga poni samping

“Ada apa Syel ?” tanya Kelvin kepada adik kandungnya itu yang bernama Michelle,
Michelle Christo Kusnadi nama lengkapnya

“Mmh.. Kakak lagi sibuk gak ?”

Kelvin menggeleng

“Bantuin aku belajar ya Kak, bentar lagi kan aku UN” jawabnya sambil sedikit merengek

Michelle tengah duduk di bangku kelas 3 SMP, dan sebentar lagi Ujian Nasional bagi tingkat SMP akan segera digelar, tidak heran memang jika adiknya itu sangat sibuk dengan kegiatan belajar akhir-akhir ini

“Hmm.. iya-iya deh, sini-sini” Kelvin menepuk kasurnya pertanda mempersilahkan adiknya duduk di kasurnya

“Yeaay kakak baik deh” ucapnya kegirangan

Kelvin dan Michelle terus belajar bersama hingga larut malam, bahkan karena kantuk yang teramat sangat, Michelle sekarang sudah ketiduran di kasur Kelvin.

“Dasar” Kelvin mengelus-elus lembut kepala adiknya

Ia memutuskan untuk membiarkannya tidur di kamarnya, ia tidak tega jika harus memindahkan Michelle ke kamarnya, bisa-bisa nanti ia terbangun dan akan sulit untuk tidur kembali.

“Selamat tidur adik kecilku” Kelvin mencium kening adiknya dan kemudian menyelimutinya agar ia merasa hangat

~~

Fajar sudah menyingsing, pertanda hari sudah pagi..

Kelvin sudah berada di dalam kelasnya, entah kenapa pagi itu ia merasa sangat lemas sekali, mungkin itu adalah efek begadang semalam karena belajar dengan Michelle.

Baru saja Kelvin merebahkan kepalanya di meja, dan kemudian datanglah gadis yang sudah tidak asing lagi baginya, entah ada angina apa ia berkunjung ke kelas Kelvin pada pagi hari.

“Pagiii Vin” sapa Shani lembut setelah dirinya baru sampai ke dalam kelas Kelvin

“Pagi Shan, tumben ke kelas aku ?” balas Kelvin

“Hihi gapapa dong, lagian di kelas aku masih sepi, males, ga ada temen ngomong” kata Shani

“Ooh” Kelvin hanya ber-oh- ria sambil merebahkan kembali kepalanya di meja

“Iih kenapa kamu ? pagi-pagi kok udah lemes gitu ? pasti begadang lagi ya ?” rentetan pertanyaan diberikan oleh Shani, ia memang sangat peduli terhadap temannya itu.

Shani memposisikan dirinya duduk di samping Kelvin, kebetulan teman sebangku Kelvin yang bernama Michael, belum datang ke kelas.

Kelvin hanya mengangguk lemas sambil tersenyum tipis

“Yaampun, udah berapa kali aku bilang, jangan begadang ! nanti kan kamu sakit dan ga bisa belajar” tegur Shani perhatian

“Iya-iya Shan.. tapi ya aku emang gitu, susah banget tidur.”

“Huuh dasar, kenapa sih emangnya kamu begadang ? emang kemarin ada bola ya ?” tanyanya sambil mengerutkan dahi

“Ga kok”

“Terus ?”

“Itu.. adik aku minta aku ajarin dia buat UN Senin besok” kata Kelvin memberitahu

“Ooh cie Kakak yang baik.. mau dong kak diajarin juga” canda Shani sambil menirukan tingkah anak kecilnya yang makin menambah kesan lucunya >..<

“Dasar kamu.. terus aja, akunya ngantuk malah dibecandain.” Kelvin Nampak lesu sambil memasang wajah pura-pura ngambek

“Ciee ngambek, iyadeh maaf”

“Eh-eh btw, kemaren gimana sama Gracia ?” lanjut Shani bertanya

“Maksud kamu ?”

“Ya gimana ? udah kamu anterin ? terus dia ngomong sesuatu ga ke kamu ?” Shani terus saja bertanya tanpa henti

“Ya udahlah, ga ngomong apa-apa kok, biasa aja” jawab Kelvin santai

“Ooh gitu”

Mereka berdua terus saja berbicara satu sama lain, mulai dari hal yang penting sampai hal yang tidak penting, lalu kemudian, tak terasa bel masuk sudah berbunyi, Shani kembali ke kelasnya..

Sekolah berjalan seperti biasa, tidak ada yang begitu special di tiap harinya, masuk, belajar, istirahat, ulangan dan kegiatan sekolah lainnya. Baik Shani dan Kelvin tetap behubungan erat sebagai teman, meskipun sebenarnya Kelvin, berharap lebih dari itu.

Tak terasa hari kelulusan mereka tiba, semua murid tengah berkumpul di aula dan saling mengucapkan kata perpisahan satu sama lain dengan masing-masing temannya..

“Yeay congrats ya Shan, kamu lulus dengan nilai terbaik” ucap Kelvin memberi selamat sambil menjabat tangannya

“Hehe iya makasih ya Vin” ucap Shani tersenyum

“Btw, kamu lanjut kemana setelah SMA ?” tanya Kelvin yang terlihat penasaran tentang pendidikan Shani selanjutnya

“Entah, mungkin di Untar” jawab Shani

“Ooh, bagus deh”

“Lha, kamu sendiri mau ngelanjutin kemana Vin ?” tanya Shani

“Emmh..” Kelvin nampak berpikir, ia seperti mau mengatakan sesuatu, tapi sangat berat untuk dikatakan

“Kenapa ?”

“Aku mau pindah ke Jepang”

DEG

Hati Shani seakan tecekat, bagaimanapun ini terlalu mendadak baginya. Shani sangat sulit menerima kenyataan bahwa dirinya harus pisah dengan teman sedari kecilnya sekaligus cowok yang ia sukai.

“E..hh ?! k..k..kamu serius ? t..tapi kenapa ?” tanya Shani terbata, matanya sudah mulai berkaca-kaca

“Papah aku dipindah tugaskan kesana, ya jadi mau gamau aku sekeluarga pindah ke Jepang, begitu juga dengan kuliah aku” ucap Kelvin

“Heei.. Shan, jangan nangis” Kelvin menyeka air mata Shani lembut menggunakan telunjuknya

“Ehmm.. i..iya, aku ga nangis kok” ucap Shani berpura-pura tegar di depan Kelvin

“Yaudah, kamu belajar yang bener ya disana, semoga kita bisa ketemu lagi” Shani berbalik dan berjalan meninggalkan Kelvin yang masih terpaku dalam diam

~~

“APAA ?!?! Kelvin pindah ke Jepang Shan ?” tanya Gracia kaget yang sontak membuat seisi kantin melihat kearah mereka berdua

“Hikss.. iya Gre” jawab Shani pelan sambil terisak

“Astaga.. kenapa bisa tiba-tiba gini ?” Gracia tidak habis pikir, bagaimanapun ia juga merasa kehilangan sosok Kelvin yang akhir-akhir ini sukses membuatnya merasakan yang namanya cinta

“Entah” Shani hanya mengangkat kedua pundaknya

“Kamu ngerasa kehilangan ya Gre ?” tanya Shani lagi

“Eh.. i..itu” Gracia bingung untuk menjawab

“Jawab jujur aja gapapa kok, lagian aku tuh tau kalo kamu suka sama dia” Gracia menunjukkan ekspresi kaget ketika Shani berkata seperti itu

“Eh.. ehmm.. iya sih” sontak wajah Gracia menimbulkan semburat merah

“Hihi lucu kamu” Shani tersenyum tipis

“Kalo kamu suka dia. Kamu kejar dia, siapa tau dia bisa nunda kepergiannya setelah kamu ngutarain perasaan kamu ke dia” saran Shani

“Eh tapi Shan ak…”

“Coba aja dulu, gausah pake tapi” potong Shani cepat

~oOo~

“Apa Paah ?”

“Iya, kamu kalo gamau ikut Papah ke Jepang, ya gapapa..
Dan kuliah kamu juga udah Papa urus di Indonesia, lagian kerjaan Papa cuma bentaran kok”

“Beneran Paah ?”

Papa Kelvin mengangguk

“Yeess” Kelvin terlihat senang dan bahagia karena tidak jadi berangkat ke Jepang

“Makasih Paah”

Waktu terus berlalu, kini Kelvin tengah berada di rumahnya sendirian, dikarenakan kedua orangtuanya yang tengah sibuk dengan urusan keluarga.

“Ah…bosen di rumah, mending ke rumah Shani deh, sekaligus ngasih tau, kalo gw gajadi pindah” batin Kelvin dalam hati

Kelvin keluar dari teras rumahnya, tak lupa juga ia mengunci pintu rumahnya terlebih dahulu, kemudian ia mulai menyalakan mesin motornya dan bergegas pergi ke rumah Shani yang sebenarnya tidak berjarak begitu jauh dari rumahnya.

~~

“Shan”

“Mhh.. iya Gre ?” Gracia tengah berada di rumah Shani sore itu, mereka berdua memang terbilang akrab dan tak jarang pula Gracia mengunjungi rumah Shani dan begitu pula sebaliknya

“Aku harus gimana ya ? nanti malem, Kelvin berangkat ke Jepang nih” kata Gracia dengan wajah sedih

“Ya, temuin dia lah sebelum dia pergi” saran Shani

“Eh..t..tapi.. aku gugup kalo sendiri, temenin aku ya Shan.. yayaya? Pinta Gracia memohon sambil menarik-narik kecil kaos yang dikenakan Shani

“Kamu kan temannya dari kecil” lanjut Gracia lagi

“Iish kok sama aku sih ?”

“Ayolaah Shan”

“Hmmm.. i..iya deh” jawab Shani akhirnya menyetujui

“Yeaay makasih ya Shan, kamu emang temen baik aku” ucap Gracia kegirangan

TING TONG

“E..eh siapa tuh yang dateng ?” suara bel membuyarkan percakapan mereka berdua

“Biar aku cek, kamu tunggu disini aja” ucap Shani

Gracia membalas dengan anggukan

CEKREK

Pintu dibuka

“Heei Shan”

“Eh ? Kelvin ? k..kok kemari ?” Shani nampak terkejut dengan kehadiran temannya itu, yang ia tahu, Kelvin pasti sedang packing barang di rumahnya untuk berangkat ke Jepang nanti malam

“Yeee terserah aku dong, wlee” ledek Kelvin

“Issh dasar, yaudah.. masuk gih,  ada Gracia juga di dalem” kata Shani memberitahu

“Eh..Gracia ?”

“Iya, kenapa emangnya ?”

“Engga… engga kok, gapapa” Kelvin membuntuti Shani dari belakang

“Heei Gree.. liat nih ada siapa ?” ucap Shani sambil sedikit berteriak

“Siap….a.

“Kelvin” ucap Gracia pelan

“Haai Gre” sapa Kelvin tersenyum

“Daritadi Gracia nyariin kamu terus tau Vin” goda Shani

“Isssh apaan sih Shan.. engga kok engga” kata Gracia panic dengan wajah yang memerah

“Hahaha.. “ Shani tertawa melihat tingkah Gracia yang tersipu malu

“Sini-sini Vin duduk” perintah Shani sambil menepuk-nepuk sofa

“Iya”

~

“APAA ?! Kamu gajadi ke Jepang ?” teriak Shani dan Gracia bersamaan

“Eh.. bisa barengan gitu.. haha”

“Iya, aku gajadi ke Jepang. Kenapa ? ga suka ya ? yaudah deh aku perg….

“Eehh engga engga.. justru bagus kok kalo kamu tetep disini” ucap Gracia

“Iya kan Shan ?” Gracia mencari dukungan

“Iya-iya, bagus deh, aku setuju sama Gracia juga”

“Oooh..” Kelvin hanya ber-oh ria

Mereka bertiga terus berbicara satu sama lain,  mulai dari hal-hal lucu selama di SMA dan juga rencana mereka ke depan dalam bidang Pendidikan, seperti kuliah di mana dan di jurusan apa.

“Eh.. ohiya, Gracia mau ngomong sesuatu sama kamu Vin” ucap Shani memecah keheningan

“Eh” Gracia tampak kaget

“Yaudah, aku tinggal kalian berdua ya” Shani mengedipkan sebelah matanya kearah Gracia, seakan tanda bagi Gracia untuk melakukan sesuatu yang telah mereka rencanakan

Kelvin mengangguk

“Mau ngomong apaan Gre ?” tanya Kelvin sambil menatap mata hitam milik Gracia

Gracia saat itu memang berencana untuk menyatakan cintanya ke Kelvin, cowok yang ia sukai pada masa SMA. Ia rasa hari itu merupakan hari yang pas untuk mengutarakan perasaan cintanya yang sudah ia pendam selama 2 tahun lebih, memang terkesan aneh, karena cewek yang “menembak” cowok duluan, tetapi Gracia tidak peduli, yang penting ia sudah jujur terhadap dirinya sendiri

“Emhh.. i..itu” Gracia masih bingung harus memulai darimana

“Apa ?”

“Duuh, gimana ya .. emhh.. AKU SUKA KAMU” ucap Gracia cepat sambil memejamkan matanya

“Duuhh Gracia bodoh.. kok ngomongnya gitu siih ??” batin Gracia dalam hati sambil mengutuk dirinya sendiri

Kelvin sedikit tersenyum melihat tingkah lucu Gracia tersebut.

“Hihi.. udah ?” tanya Kelvin

Gracia masih saja memejamkan matanya sambil mengangguk

“Buka dong matanya”

Gracia melakukan apa yang diperintahkan Kelvin, tetapi Gracia masih belum berani bertatapan dengan Kelvin, ia hanya tertunduk malu.

“Heei.. sini, liat aku dong” Kelvin memegang kedua pundak Gracia

Gracia akhirnya berani mengarahkan pandangannya kearah Kelvin

“Aku hargain ucapan kamu tadi.. tapi…

“Maaf.. aku anggep kamu hanya sebagai teman aku, aku cinta sama cewek lain” kata Kelvin

DEG

Hati Gracia langsung merasakan sakit yang amat sangat.
Seperti layaknya tertancap ratusan bahkan ribuan pisau yang membuat tubuhnya membeku tidak bisa bergerak, tanpa terasa bulir bening mengalir di kedua matanya

“Eh ? jangan nangis dong” Kelvin menyeka air mata Gracia dengan jarinya

“Hikss..” Gracia masih tetap menangis

Dengan sigap Kelvin menenangkan Gracia dengan memeluknya, dengan cepat kemeja Kelvin langsung terasa basah dikarenakan air mata Gracia.

“Maaf sekali lagi Gre” ucap Kelvin pelan

“Iya, aku ngerti kok, gapapa” Gracia sudah bisa menenangkan dirinya sendiri

Shani diam-diam mengintip Kelvin dan Gracia dari arah dapur, ia tidak menyangka bahwa Kelvin menolak Gracia, ia tidak habis pikir dengan Kelvin yang tega berbuat seperti itu.

“Emhh.. oiya Vin, aku pulang duluan ya, Mama aku nyuruh aku buat cepet pulang, bilangin ke Shani juga” tentu saja itu hanyalah alasan belaka.

Entah kenapa Gracia langsung merasa tidak enak setelah Kelvin menolaknya tadi, ia merasa ingin cepat-cepat pulang saat itu

“Yaudah, perlu aku anterin ?”

“Gausah, makasih tawarannya, aku sendiri aja” jawab Gracia tersenyum

“Hati-hati di jalan” ucap Kelvin sambil mengantar kepergian Gracia ke depan teras rumah Shani

Selepas Gracia pergi, hanya tersisa Kelvin sendirian disana, di ruang tamu rumah Shani, kebetulan Mama dan Papa Shani sedang keluar karena adanya acara, begitu juga dengan kakak laki-lakinya yang belum pulang dari kuliahnya

PLAK

Shani tiba-tiba datang dan langsung memberikan tamparan yang lumayan keras ke pipi Kelvin

“Shan.. k..k..kenapa ?” tanya Kelvin bingung sambil memegang pipinya yang sakit

“Kamu bukan Kelvin yang aku kenal”

“Maksud kamu apa sih Shan, aku ga ngerti sama sekali” kata Kelvin dengan nada meninggi

“Kamu sadar ga sih, kamu tuh nyakitin hati Gracia tadi. Tega banget ya kamu” jelas Shani, matanya tak sadar sudah mulai berkaca-kaca

“Aku ? aku tadi cuma ngomong jujur ke Gracia, aku gasuka sama dia”

“Tapi kan ga gitu caranya”

“Kamu kenapa sih Shan, kayaknya pengen banget kalo aku pacaran sama Gracia” ucap Kelvin sedikit emosi

“Ya jelas aku pengen gitu, yak arena Gracia temen aku, dia udah suka kamu dari lama tau ga ?!!” balas Shani tak mau kalah

“Terus karena dia temen kamu, kamu bisa gitu aja ngatur aku harus pacaran sama siapa ?!”

Shani terdiam

“Kenapa ? kok diem ?”

“AKU BENCI KAMU” Shani berbalik dan baru saja mau bergegas meninggalkan ruang tamu

Tetapi dengan sigap, Kelvin menahan tangan Shani

“Iisssh lepaas” berontak Shani

“Kamu tau, siapa cewek yang aku suka” kata Kelvin pelan sambil memaksa tubuh Shani untuk menatap kearahnya

“Aku ga peduliiii, lepaas ga ?!” bentak Shani

“KAMU” jarak antara kedua wajah mereka hanya terpisah beberapa senti, keduanya seperti dapat merasakan hembusan nafas satu sama lain


“Kamu Shan cewek yang aku suka, kenapa kamu ga pernah sadar akan hal itu ?”  lanjut Kelvin lagi sambil menatap dalam mata Shani

DEG

Shani membelalakan matanya seakan tidak percaya dengan apa yang barusan Kelvin katakan.

“Aku cinta kamu Shan, aku ingin kamu bukan hanya sekedar teman dari kecil, tetapi bisa lebih dari itu, aku cuma jatuh hati sama Shanshineku, bukan yang lain”

Shani masih saja diam mematung

“Kamu mau kan jadi pacar aku ?” tanya Kelvin lembut

Kemudian, Shani merasakan sesuatu membasahi pipinya, ya, itu adalah air matanya. Perasaan Shani bercampur aduk saat itu, antara sedih, terharu, bahagia, bahkan menyesal, menyesal karena kebodohannya yang tidak peka dengan perasaan Kelvin

“Eh.. i..i..tu… k..kamu serius ?” tanya Shani sambil terisak

“Ga mungkin aku ga serius dengan bidadari di depan aku ini” gombal Kelvin yang bermaksud sedikit menghibur Shani agar kembali tersenyum

Dan usahanya berhasil, Shani sedikit tersenyum karena ucapan Kelvin barusan

“Jadi ?”

Shani mengangguk

“I..Iya aku bersedia jadi pacar kamu” balas Shani tersenyum manis

Sontak, Kelvin langsung memeluk Shani.

“Makasih ya, aku cinta kamu”

“Aku yang harusnya bilang gitu, dan maafin aku juga soal tadi”

“Gapapa kok”’ Kelvin melepaskan pelukannya dan secara perlahan mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Shani

“You’re forever always be My Beautiful Shansine” ucap Kelvin lembut sambil memangkas jarak antara wajah mereka berdua

Kedua wajah mereka mendekat, Shani hanya bisa menutup matanya, merasakan hangatnya hembusan nafas Kelvin yang sangat jelas ia rasakan.

CEKREK
“Shan, Mama pulaaang” teriak Mamanya

“EH??!”




The End..................................................





Story By : @KelvinMP_WWE


( Juara 3 Lomba FanFict Competition )


#Angkatan1


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JKT48 STORY Designed by JKT48Story Copyright © 2016

Diberdayakan oleh Blogger.