Our Blog

JKT48 Dunia Monster " Part 6 "





Waktu berjalan begitu cepat berlalu, dan tanpa terasa jam besar yang ada di pusat kota sudah menunjukkan pukul 05.00 sore


Setelah kejadian itu, kota benar-benar berubah drastis, orang-orang yang tadinya sibuk beraktivitas di pusat kota tiba-tiba menghilang, keadaan dikota pun menjadi begitu tenang karena tidak ada yang berani keluar rumah, kemunculan Aldo dan Jack benar-benar memberikan dampak yang begitu besar di kota tersebut


Sementara itu dirumah Angel...


Terlihat Angel, Ghaida dan Naomi yang masih berada dikamar orang tua Angel...


Ghaida yang terus memandang keluar dari jendela kamar, mulai merasakan sesuatu yang sangat aneh, perasaan Ghaida tiba-tiba jadi gelisah, Ghaida juga terus memikirkan Aldo dan Jack


“Aneh sekali... Sekarang sudah sore, tapi tidak terlihat ada pergerakkan dari mereka berdua, sebenarnya apa yang sedang mereka rencanakan?” tanya Ghaida dalam hatinya


“Kak Ghaida... Ada apa...??” Tanya Angel sambil mendekati Ghaida


“Tidak ada apa-apa Angel.. Tapi, setelah dipikir-pikir, sepertinya aku harus segera pergi dari sini... ” jawab Ghaida


“Eh? Kenapa....?” tanya Angel


“Aku takut kalau mereka berdua bisa menemukanku disini, dan aku juga tidak mau melibatkan kalian semua dalam masalahku....” jawab Ghaida


“Apa? Tapi kan....”


“Maaf Angel.. Sepertinya memang tidak ada pilihan lain... Yang mereka incar adalah aku, jadi aku tidak bisa terus bersama kalian..” potong Ghaida


“Jadi... Kamu memang mau pergi ya...??” tanya Angel mulai sedih


“Ya.. Maaf ya... Aku memang tidak bisa lama-lama disini, dan terimakasih banyak untuk semuanya..” ucap Ghaida sambil tersenyum


Angel pun mulai menundukkan wajahnya ke bawah ketika mendengarnya, Angel benar-benar sedih karena Ghaida harus segera pergi meninggalkan mereka, lalu Ghaida yang melihat Naomi berdiri dibelakang Angel, mulai mendekatinya dan menanyakan apa yang ingin ditanyakan Naomi tadi


“Owh iya.. Tadi kau bilang mau bertanya denganku kan? Memangnya apa yang mau kau tanyakan? ” Tanya Ghaida


“Eh, soal itu ya...??
Eng.... Apa kamu tahu tentang vampir yang memakai jubah merah?”
tanya Naomi


“Maksudmu tentang kelompok vampir berjubah merah...? Tentu saja... Aku juga sering bertemu dengan mereka...” jawab Ghaida


“Jadi kamu juga tahu semua hal tentang mereka??” tanya Naomi lagi


“Kalau itu sih.. Tidak semuanya tahu, tapi setahuku bos mereka itu adalah seorang vampir yang sangat kuat, dia juga sangat membenci John, dulu kami sering bertemu dengan mereka, tapi tidak sebagai teman, melainkan sebagai lawan....
Memangnya ada hubungan apa kau dengan mereka?”


“....Mereka sudah menghancurkan kotaku dan mereka juga sudah membawa pergi Sinka, adik perempuanku...” jawab Naomi


*Angel dan Ghaida langsung terkejut ketika mendengarkannya


“Apa..? Benarkah itu?” Tanya Ghaida


“Yaa... ” jawab Naomi singkat


“....Aku jadi ikut sedih mendengarnya...
Apa kau sudah tahu? Hal seperti itu memang sudah menjadi kebiasaan mereka....” kata Ghaida


“Kebiasaan?” tanya Naomi


“Ya... Ketika mereka sedang berburu manusia, mereka tidak akan pernah membiarkan satu orang pun untuk hidup, dan setelah mereka selesai, mereka selalu menghancurkan kota yang telah mereka datangi.. jujur saja, aku juga sangat membenci mereka...” jelas Ghaida


*Naomi sangat kaget...


“Be, benarkah...?? Jadi... Apa kamu tahu dimana markas atau lokasi mereka berada..?” tanya Naomi


“Soal itu.. Aku masih belum tahu, mereka memang mempunyai markas, tapi markas mereka itu sangat tersembunyi, dan mereka juga sering berpergian..
Eh,?? Tunggu dulu... Jangan-jangan kau mau mencari mereka ya?”


“Ya.. Aku memang mau mencari mereka dan aku juga sudah janji kalau aku akan menyelamatkan adikku..” jawab Naomi


“Eeeeeeh..? Kau serius..?? Kau pikir kau ini sedang berurusan dengan siapa? Mereka itu kelompok vampir yang sangat kuat, bahkan John dan semua anak buahnya saja masih belum mampu mengalahkan mereka...” ucap Ghaida


“....Aku tidak peduli dengan semua itu.. Aku akan menyelamatkan Sinka, apapun yang terjadi...” sahut Naomi


Ghaida seketika jadi terdiam tidak percaya, dia tidak habis pikir kenapa Naomi bisa berkata seperti itu, dan Ghaida juga tidak menyangka kalau ternyata Naomi orangnya senekat itu..


“Jadi... Kak Naomi, Theo, dan Kak Donny sedang dalam perjalanan menyelamatkan adik kak Naomi ya?” tanya Angel


“Iya.. Kau benar Angel.. Maaf ya baru bisa mengatakannya sekarang...” jawab Naomi


“Begitu ya?? Owh iya.. Kak Naomi... Vampir yang tadi sempat menyandraku, dia bilang kalau dia hanya menginginkan kakak saja, karena Kak Naomi seorang Chellia, apa itu benar kak?” tanya Angel lagi


“...Iya” jawab Naomi dengan nada berat


“Waahh.. Tidak kusangka.. Ternyata kak Naomi seorang Chellia ya...? Lalu adik kak Naomi juga..??” Angel semakin penasaran


“Soal itu... Aku juga masih belum tahu, tapi.. Salah seorang dari kelompok vampir berjubah merah yang dulu pernah kutemui sempat bilang kalau adikku juga seorang Chellia...” jawab Naomi


“Tunggu dulu.. Tadi kau bilang kalau mereka sudah menghancurkan kotamu kan? Kau juga bilang kalau kau pernah bertemu salah satu dari mereka.... Jadi bagaimana kau bisa selamat? Dan sudah berapa hari mereka membawa pergi adikmu?” tanya Ghaida


Sempat terdiam sebentar, Naomi pun mulai menjawab...


“Ceritanya panjang... Mungkin tidak akan sempat menceritakannya sekarang, dan soal adikku... Mereka sudah membawanya tiga bulan yang lalu...”


“Eh?? Tiga bulan yang lalu..??” Ghaida benar-benar tidak percaya, dia pun kembali melanjutkan...


“Apa kau tahu?? Tiga bulan itu adalah waktu yang lama... Terlebih lagi yang membawa adikmu itu adalah kelompok vampir yang sangat berbahaya.. Mereka bukan vampir sembarangan...
Dan kau pasti mengerti kan? Kalau adikmu itu....
Sudah tidak mungkin hidup lagi...”


Perkataan Ghaida benar-benar membuat Naomi terkejut, tiba-tiba perasaan Naomi menjadi hancur, Naomi benar-benar tidak percaya dengan semua itu, terlihat jelas dari raut wajahnya kalau Naomi sedang sekuat tenaga menahan kesedihannya, apa yang dikatakan Ghaida tadi adalah hal yang paling tidak ingin Naomi dengar...


“Begitu.... ya??” tanya Naomi sambil menundukkan wajahnya kebawah


“Kak Naomi.....” Angel ikut sedih mendengarnya


“......Kau tahu? Awalnya aku juga sempat berpikir seperti itu... Tapi... Entah kenapa aku masih sangat yakin kalau dia masih hidup...” ucap Naomi sambil tersenyum


Naomi memang tersenyum, tetapi sebenarnya senyumnya itu hanya untuk menutupi kesedihannya saja


*Angel mulai menarik nafas...


“Kak Naomi benar... Aku juga sangat yakin kalau adik kak Naomi masih hidup... Perasaan seorang kakak kepada adiknya itu begitu kuat loh.. Jadi perasaan kak Naomi itu tidak mungkin salah..” Ucap Angel menyemangati Naomi


“Angel...?” tanya Naomi


“Kak Naomi jangan bersedih lagi.. Aku yakin kok kalau perjalanan kak Naomi sejauh ini tidak akan sia-sia... Dan aku juga yakin kalau kalian berdua pasti bisa bertemu lagi...” Angel kembali menyemangati


Begitu mendengar Angel berkata seperti itu, tiba-tiba rasa sedih yang Naomi rasakan perlahan mulai menghilang


“Terimakasih... Angel...” ucap Naomi sambil tersenyum


Angel pun membalas dengan senyumannya


“Astaga... Apa yang sudah ku lakukan?? Aku tidak menyangka bisa berkata seperti itu.. Sepertinya aku baru saja menyakiti hatinya..” batin Ghaida


“Tolong maafkan aku....” ucap Ghaida sambil memandang serius kearah Naomi


“Eh? Maaf kenapa?” tanya Naomi


Sambil memegang pundak Naomi, Ghaida berkata...


“Maaf soal perkataan ku tadi... Aku benar-benar tidak bermaksud membuatmu bersedih.. Mungkin memang benar yang dikatakan Angel.. Aku memang..”


“Tidak apa-apa kok.. Yang kau katakan itu memang tidak salah... Kau tahu? Memang sulit menerima kenyataan kalau adikku sudah tidak hidup lagi, tapi dari lubuk hati yang paling dalam.. Aku masih yakin kok kalau dia masih hidup ^ ^” potong Naomi sambil tersenyum


Ghaida sangat terkejut ketika mendengar Naomi bicara seperti itu, dia juga terpana ketika melihat senyum Naomi barusan, senyum yang sangat indah itu berbeda sekali dengan senyum Naomi sebelumnya


“Kau...??” tanya Ghaida masih terpana


Ghaida kembali melanjutkan...


“.....Kalian tahu? Kalian adalah orang pertama yang mau bicara denganku sampai sejauh ini, sebelumnya tidak pernah ada yang mau bicara denganku, Aku sangat bersyukur bisa bertemu orang seperti kalian.. Semoga suatu saat kita bisa bertemu lagi.. ”


“Eh?? ...Ja, Jadi kak Ghaida benar-benar mau pergi ya??” Tanya Angel


“Ya.. Sepertinya sekaranglah saatnya.. Terimakasih banyak Angel.. Dan maaf atas semua yang ku katakan tadi.. ” jawab Ghaida


Angel pun jadi semakin sedih


“Maaf, aku benar-benar harus pergi Angel.. Jadi jangan sedih lagi ya... Nah, aku pergi dulu...” pamit Ghaida


Ghaida pun mulai pergi dari kamar tersebut, sebelum keluar pintu Ghaida sempat berhenti dan menoleh kearah Naomi


“Owh iya... Semoga kau cepat bertemu dengan adikmu ya... Naomi...  ^ ^”


“Gha, Ghaida...?” Naomi terkejut mendengar Ghaida mengatakan hal itu kepadanya


Ghaida pun langsung beranjak keluar dari kamar tersebut, sesampainya dia diruang tamu, Ghaida sempat menoleh kearah Donny dan Theo yang sedang menemani Ikki, Donny dan Theo pun juga langsung memandang heran kearah Ghaida yang sepertinya mau pergi...


“Mau kemana dia..?” pikir mereka


Ketika Ghaida sudah mau membuka pintu, Tiba-tiba Donny langsung berlari dan menghadangnya tepat sebelum Ghaida membuka pintu ...


“Tunggu dulu.... Mau kemana kau??” tanya Donny


“....Bisa minggir tidak? Kau menghalangi jalan keluar...” ucap Ghaida


“Mau apa dia..? Dilihat dari gerak-geriknya, sepertinya dia mau pergi dari rumah ini...” gumam Donny Dalam hatinya


“Oi?? Dengar tidak?” tanya Ghaida


“Ka, kau mau pergi dari rumah ini ya...??” Donny balik bertanya


“Aku mau pergi dari kota ini...” jawab Ghaida


“Eeeeehhhh....???? Apa-apaan itu...????? Ternyata jawabannya diluar dugaanku...” batin Donny lagi


“Sekarang kepinggirlah... Aku mau lewat..” suruh Ghaida


“To, tolong jangan pergi dulu... Masih ada beberapa hal yang ingin kutanyakan.. Jadi bisa tidak perginya di tunda dulu?” tanya Donny


“Ditunda katamu?? Apa-apaan itu?? Tentu saja tidak bisa... ” jawab Ghaida


“Tolonglah.... Sebentar saja...” mohon Donny


“Tidak..!!” jawab Ghaida singkat


Donny benar-benar kehabisan kata-kata. Karena sudah tidak bisa menahan Ghaida yang mau pergi, akhirnya Donny pun menjauh dari depan pintu dengan sangat terpaksa dan membukakan jalan untuknya


Theo yang dari tadi memperhatikan mereka berdua, benar-benar merasa tidak terima dengan sifat Ghaida yang seperti itu, dia tidak terima karena Ghaida sudah mengabaikan Donny sampai segitunya...


Ketika Ghaida sudah cukup jauh berjalan Keluar rumah, kali ini Ghaida dibuat kaget oleh Theo yang tiba-tiba berlari melewatinya dan menghadang Ghaida tepat didepannya


“Th, Theo??” tanya Donny kaget


“Sekarang apa lagi..?” tanya Ghaida


“Kau ini orangnya memang seperti itu ya? Kau tidak dengar tadi Donny bilang masih ada yang mau ditanyakannya denganmu?” tanya Theo


“Dengar kok.. Tapi aku sudah tidak punya banyak waktu lagi, aku tidak bisa menjawabnya...” jawab Ghaida


“Setidaknya dengarkan dulu pertanyaannya, baru kau boleh pergi, kau tidak paham arti menolong seseorang yang butuh bantuan ya?” tanya Theo


“Apanya yang butuh bantuan? Dia cuma mau bertanya kok.. Aku tidak bisa... Aku sudah tidak punya waktu lagi..” jawab Ghaida


“Apa yang membuatmu tidak punya waktu lagi??” tanya Theo lagi


“Tidak ada hubungannya denganmu.. Sekarang menjauhlah..” jawab Ghaida


“Apa kau bilang...?”Theo mulai kesal


“Kalau kau memang mau tahu, tanyakan saja langsung ke Naomi dan Angel..” ucap Ghaida


Seketika Theo jadi terdiam, dia tidak menyangka ternyata Ghaida orangnya pintar bicara seperti itu, Theo benar-benar kehabisan kata-kata, dia tidak tahu lagi harus melakukan apa untuk menahan Ghaida


Sementara itu, Angel yang melihat keluar jendela dari kamar orang tuanya, dibuat kaget setelah melihat Theo dan Ghaida sedang berada didepan rumahnya


“Kak Naomi.. Coba lihat.. Mereka mau apa ?” tanya Angel


Naomi yang penasaran langsung bergegas melihat keluar jendela..


“Eh?? Mau apa mereka?” tanya Naomi


*****


“Kok makin lama aku jadi makin kesal dengan orang ini ya..? -_-” tanya Theo dalam hatinya


“Minggir...!!” bentak Ghaida


“Si, sialan kau.....” Theo mulai marah


Ditengah-tengah kemarahan Theo.. Tiba-tiba mata Theo sempat tertuju kearah kantong jaket Ghaida, rasa penasaran mulai Theo rasakan, dengan perlahan Theo pun mulai memikirkan sebuah rencana...


“Oii... Kemarin aku sempat melihatmu bertarung melawan beberapa berandalan.. Sepertinya kau memang orang yang kuat..” ucap Theo


“Hah?” Ghaida jadi bingung dengan apa yang dikatakan Theo


“Bagaimana kalau kita bertarung satu lawan satu disini? Yang bisa menjatuhkan lawannya ketanah lebih dulu dialah yang menang.. Bagaimana?” ajak Theo


“Untuk apa repot-repot melakukan hal seperti itu?” tanya Ghaida


“Tentu saja ini untuk membalas sifatmu yang mengesalkan itu... Dan kalau aku menang, kau harus kembali kerumah Angel, kau juga harus mau menjawab apa yang nanti ditanyakan Donny...” jelas Theo


“Dan jika aku menang?” tanya Ghaida


“.....Kau boleh pergi” jawab Theo


Pandangan mata Ghaida tiba-tiba menjadi berubah drastis.. Ghaida juga mulai serius menanggapi ajakan Theo..


Suasana sore yang begitu tenang dan juga angin yang terus berhembus disekitar mereka mulai membuat keadaan semakin menegang....


“Kalau begitu tidak usah lama-lama lagi..!!!!” Ghaida langsung berlari kearah Theo


Theo yang sangat kaget karena melihat Ghaida berlari dengan cepat kearahnya, tidak sempat membuat pertahanan, dan hasilnya...


....Theo pun langsung tumbang, Ghaida berhasil membuat Theo jatuh ketanah...


Donny, Angel, serta Naomi yang menyaksikan kejadian itu benar-benar terkejut...


“Ughh.. Sakit sekaliii....” gumam Theo dalam hatinya


“Nah, aku menang.... Kalau begitu aku pergi dulu...” ucap Ghaida sambil pergi meninggalkan Theo dengan santai


“..Kau curang..!!! Aku kan belum bilang mulai..” teriak Theo


“Tapi kan kau sudah jatuh ketanah, dan itu adalah peraturan yang kau buat sendiri...” sahut Ghaida sambil pergi tanpa menoleh kearah Theo


Wajah Theo yang tadinya terlihat begitu marah kepada Ghaida, tiba-tiba jadi berubah begitu Ghaida pergi meninggalkannya, Theo pun mulai tertawa


Donny langsung bergegas mendatangi Theo yang telah dikalahkan Ghaida, dia benar-benar tidak percaya kenapa Theo sampai mau melakukan hal itu


“Theo kau tidak apa-apa..? Kalau sudah tahu dia kuat kenapa kau masih mau mengajaknya bertarung seperti itu?” tanya Donny


“Hihihihi.. Dia kena jebakan ku Donny.. Sebenarnya bukan itu yang ku mau darinya” jawab Theo


“Apa maksudmu?” tanya Donny heran


“Hihihihi... Ahahahahahaa....” Theo semakin tertawa terbahak-bahak


“Oi.. Ada apa Theo..? Dari tadi kau ketawa terus? Ada yang lucu ya?” tanya Donny semakin penasaran


“Coba lihat ini Donny...” ucap Theo sambil menunjukkan sesuatu kepada Donny


“Kalung?” tanya Donny


“Kalung siapa itu...?”Donny kembali bertanya


“Tentu saja ini kalungnya(Ghaida)... ” jawab Theo


“Ehh?? Benarkah...?? Lalu kenapa kalung itu bisa berada ditanganmu? Dan kapan kau mendapatkannya?” tanya Donny semakin penasaran


“Ceritanya begini... Sebelum bertarung melawannya tadi aku sempat melihat kalung ini terselip dikantong jaketnya, awalnya sempat bingung sih dengan benda ini, tapi aku yakin kalau kalung ini adalah barang berharga miliknya” jawab Theo


“Lalu..??”


“Tentu saja aku mulai berpikir kalau kalung ini kuambil mungkin dia akan kembali lagi kesini untuk mengambilnya, dan aku juga berpikir bagaimana caranya agar aku bisa mengambilnya, akhirnya terlintaslah dipikiranku untuk mengajaknya bertarung seperti tadi, dan ketika dia membantingku ketanah.. Disaat itulah aku sempat mengambilnya.. ” jelas Theo


“Whaaaaahh!!!! Tak ku sangka kau bisa merencanakan itu semua Theo....” Donny benar-benar tidak percaya


“Hehehe... Tentu saja, tapi hasil yang kudapat juga setimpal...” balas Theo


“Tapi apa kau yakin kalau kalung itu memang barang berharga miliknya?” tanya Donny lagi


“Tentu saja, coba lihat... Ada nama 'Ghaida' dikalung ini.. Ini namanya kan?” jawab Theo


“....Semoga saja begitu ya..” sahut Donny


“Kalau begitu ayo kita kembali kerumah Angel..” ajak Theo


Mereka berdua pun segera kembali kerumah Angel, sesampainya mereka didalam rumah, Naomi dan Angel langsung bergegas mendatangi mereka berdua, dan bertanya apa yang sebenarnya mereka lakukan tadi..
Theo pun langsung menjelaskan tujuan dia mengajak Ghaida bertarung tadi kepada mereka
Beberapa saat setelah Theo menjelaskan, tiba-tiba..


Tok.. Tok...  Terdengar suara ketukan pintu


“Tuh kan? Itu pasti dia..” ucap Theo


Angel pun bergegas membukakan pintu, dan ternyata memang benar, orang yang mengetuk pintu itu adalah Ghaida..


“Maaf Angel.. Aku kembali lagi.. Aku masih ada urusan dengan dia..” Ucap Ghaida sambil memandang kearah Theo


“Eh? Aku?? Memangnya ada urusan apa lagi?” tanya Theo pura-pura tidak tahu


“Kembalikan kalungku....!!” pinta Ghaida


“Kalung? Kalung yang mana yaa?? :3” Tanya Theo seolah-olah tidak tahu


“Jangan berbohong.. Aku tahu kau menyembunyikannya..” bentak Ghaida


“Eeeh?? Aku semakin tidak paham apa maksudmu...” ucap Theo


“Aku kehilangan kalungku...” jelas Ghaida


“Kau kehilangan kalungmu?? Kenapa harus ditanyakan padaku? Mungkin saja kan kau kehilangannya diluar sana, atau mungkin hilangnya ketika kita bertemu dua vampir tadi” ucap Theo semakin mengeles..


“Hilangnya itu tepat setelah aku melawanmu, waktu bicara sama Angel dan Naomi tadi kalungnya masih ada kok.. Kembalikan.. Itu adalah benda paling berharga yang kumiliki...” Paksa Ghaida


“-_- Ternyata Theo benar.. Tidak kusangka..” batin Donny


Ghaida semakin memaksa Theo agar dia mengembalikan kalungnya itu, sementara Theo masih sama seperti sebelumnya, dia terus menjawab seolah-olah tidak tahu apa-apa tentang kalung Ghaida


Hingga akhirnya...


“Baiklah, baiklah... Aku mengaku... Memang akulah yang mengambil kalungmu itu.. ”  Ucap Theo


“Benarkan... Kalau begitu kembalikan!!” pinta Ghaida


“Aku akan mengembalikannya tapi dengan satu syarat...” Ucap Theo


“Syarat?? Apa itu??” Tanya Ghaida


“Donny tadi mau bertanya denganmu kan?? Jadi kau hanya perlu menjawab apa yang mau ditanyakan Donny saja, baru setelah itu kalungnya kukembalikan padamu..” jelas Theo


Ghaida sudah menduga memang itu yang diinginkan Theo dari tadi, Ghaida benar-benar tidak menyangka kalau Theo bisa melakukan hal seperti itu kepadanya, tapi demi kalungnya yang berharga itu, akhirnya Ghaida pun menyetujuinya, akan tetapi...


“Maaf Ghaida.. Sebenarnya ini pertanyaan yang bersifat pribadi.. Jadi sebaiknya kutanyakan setelah adiknya Angel tidur saja, lagipula sekarang kan masih sore, jadi sementara menunggu dia tidur, kau istirahat saja dulu dirumah ini, bagaimana..?” tanya Donny


“Eeehhh?? Apa kau bilang..??” tanya Ghaida kaget


“Kalung.... Kau mau kalung itu kembali kan.. ?? :3 ” Donny kembali bertanya


“Sialan.... Kalian berdua mempermainkanku ya....? ”  


“Waah.. Rupanya kalungmu itu tidak terlalu penting untukmu ya?? ” tanya Donny lagi


“A?? Si, sialan... Apa boleh buat.. Sepertinya memang tidak ada pilihan lain.... Baiklah akan kuturuti semuanya..” Ghaida benar-benar tidak menyangka semuanya akan jadi seperti ini


“Yaaah baguslah kalau begitu.. Owh iya anak kecil biasanya tidur cepat kok, paling sampai jam sembilan malam.. Jadi tunggu sampai dia tidur ya...” seru Donny


Ghaida benar-benar merasa sudah dipermainkan mereka berdua, tetapi demi kalungnya... Apapun akan dia lakukan


Disaat yang bersamaan Naomi jadi tersenyum kecil ketika melihat kearah Donny dan Theo, dia tidak menyangka kalau mereka berdua bisa melakukan semua itu
Begitu juga dengan Angel, Angel juga ikut senang karena Ghaida jadi bisa tinggal dirumahnya untuk sementara waktu


Malam pun tiba....


*Diruang tamu


Setelah menunggu begitu lama, akhirnya yang dinanti-nanti tiba juga, Ikki pun beranjak menuju kamarnya untuk tidur, akan tetapi...


*11.30 Malam....


“...9 Malam ya Huh??” tanya Ghaida disertai dengan senyumnya yang agak kesal kepada Donny


“Si, sialan.. Tidak kusangka adiknya Angel bisa tidur sampai jam segini, padahal Angel sudah berapa kali menyuruhnya untuk tidur, tetapi sepertinya memang susah ya.. -_- ” Batin Donny


“Baiklah tidak usah lama-lama lagi, kalau begitu apa yang mau kau tanyakan? ” tanya Ghaida masih dengan ekspresi kesal kepada Donny


“Umm... Soal itu... Begini, tentang John yang  kau ceritakan tadi siang.. Kau bilang kalau dia itu adalah vampir jenius yang suka melakukan beberapa percobaan kan??” tanya Donny


“Ya, lalu??”


Donny kembali bertanya..


“Kalau begitu, maaf... Sebenarnya kau ini apa??”


Seketika semua jadi kaget mendengar pertanyaan Donny...


“Apa kau ini manusia atau vampir?? Lalu apa kau juga minum darah??” tanya Donny lagi


“Maaf Ghaida, hal ini masih membuatku bingung, tidak ada pilihan lain selain bertanya padamu langsung” sambung Donny


Ghaida sempat memejamkan matanya sebentar, kemudian...


“Jadi ini yang kau maksud pribadi ya..?
.....Baiklah sepertinya kau memang ingin tahu.. Dan akan kukatakan yang sebenarnya kepada kalian semua..” ucap Ghaida


Tiba-tiba semuanya menjadi serius mendengarkan Ghaida, lalu Ghaida kembali melanjutkan


“Aku ini manusia biasa, sama seperti kalian..”


“Aku juga tidak suka minum darah, dan kalau aku memang suka, darah kalian pasti sudah kuhisap dari tadi siang” sambung Ghaida


“Eehh?? Tapi kenapa mata kananmu bisa sampai berwarna merah seperti itu..? Bagian rambut putihmu itu juga.. Dan bagaimana dengan kekuatan yang kau miliki? Apa semua itu ada hubungannya dengan John..?” tanya Donny


*Ghaida sempat terdiam....


“.....Ini semua memang ada hubungannya dengan John” jawab Ghaida terus terang


Jawaban Ghaida tersebut benar-benar membuat semuanya terkejut


“Be, benarkah??? Sudah ku duga.. Dari awal memang itulah yang menjadi pikiranku..” ucap Donny


“Apa benar yang kau katakan itu Ghaida?” tanya Naomi masih tidak percaya


“Ya.. Yang ku katakan tadi memang benar.. terserah kalian mau percaya atau tidak..” jawab Ghaida


“Dengan kata lain.. Kau ini adalah hasil percobaan John, begitu?” tanya Theo


Ghaida terdiam kembali...


“Ada apa?” tanya Theo


“Maaf.. Aku hanya bisa memberitahu kalian sampai situ saja.. Aku sudah terlalu banyak bicara dengan kalian..” ucap Ghaida


“Kenapa?” Theo jadi penasaran


“Aku tidak ingin melanjutkannya lagi.. Jadi tolong mengertilah..” jawab Ghaida dengan nada yang sedikit tinggi


Ketika Theo mau bertanya lagi, tiba-tiba Naomi mendekat dan menepuk pundaknya, Naomi menyuruh Theo agar berhenti bertanya dan memahami perasaan Ghaida, hingga akhirnya Theo pun mau menurutinya


“Maaf...” sesal Theo


Karena Ghaida sudah mau menjawab pertanyaan Donny, akhirnya Theo pun menepati janjinya, yaitu mengembalikan kalung yang disimpannya tadi kepada Ghaida


Ghaida terus memandang kearah kalung yang dipegangnya itu, sepertinya Ghaida memang benar-benar takut kalau sampai kehilangan kalung itu....


Karena sudah mendapatkan kalungnya kembali, Ghaida pun memutuskan untuk segera pergi dari rumah Angel, akan tetapi ketika Ghaida mau pergi, tiba-tiba Angel menarik sebelah tangannya dan menyuruh Ghaida untuk menginap saja, Angel benar-benar berusaha keras agar Ghaida tidak pergi, Angel juga menjelaskan betapa bahayanya kalau pergi di jam segini, terlebih lagi kedua vampir tadi masih berkeliaran diluar sana


Karena merasa kasihan melihat Angel yang begitu serius menyuruhnya untuk menginap, akhirnya Ghaida pun menyetujuinya tetapi dengan beberapa syarat, yaitu Ghaida hanya mau tidur disofa yang ada diruang tamu saja dan ia juga meminta agar kunci rumah diletakkan diatas tv agar ia bisa pergi dengan mudah besok pagi, Ghaida juga janji kalau dia tidak akan macam-macam dengan kuncinya (lebih tepatnya dia janji tidak akan kabur ketika mereka tidur) Angel pun menyetujuinya dan ikut senang ketika mendengarnya


Setelah itu semuanya mulai beranjak ke kamar masing-masing untuk pergi tidur..


*Pukul 03.00....


*Klek...  Naomi membuka pintu kamar Angel, dan dia terkejut ketika melihat Ghaida yang masih belum tidur, Ghaida hanya duduk disofa sambil terus memandang kearah kalung yang dipegangnya


“Kau masih belum tidur ya?” tanya Naomi


“Aku tidak bisa tidur, kau sendiri kenapa juga tidak tidur?” Ghaida balik bertanya


“Sama sepertimu.. Aku juga tidak bisa tidur..” jawab Naomi sambil mendekati Ghaida dan kemudian duduk disebelahnya


*Beberapa saat mereka hanya duduk diam tanpa bicara apapun...


“Owh iya Ghaida.. Soal kalungmu itu.. Sepertinya kau memang tidak mau kehilangannya.. Kalung itu sangat berharga bagimu ya..?” tanya Naomi


“Ya, ini memang satu-satunya benda berharga yang ku miliki” jawab Ghaida


Ketika Naomi bertanya darimana dia mendapatkan kalung itu, Ghaida pun menjawab kalau kalung itu adalah pemberian kakaknya, Naomi kaget, dia tidak menyangka kalau ternyata Ghaida juga mempunyai seorang kakak


“Bukan kakak kandung sih..” ucap Ghaida


“Maksudmu?” tanya Naomi heran


“Dia juga seorang vampir sama seperti John.. Tetapi dia sangat berbeda dengan kebanyakan vampir yang sudah ku temui, dia sangat baik kepadaku, dia selalu menolongku ketika aku butuh bantuan dan dia juga satu-satunya orang yang selalu ada didekatku ketika aku sedang bersedih..” jawab Ghaida


“Jadi kau sangat akrab dengannya ya? ....Tidak ku sangka ternyata ada juga vampir yang seperti itu...” ucap Naomi


“Ya dia memang seperti itu orangnya... Mungkin aku tidak akan pernah bisa bertemu dengannya lagi.. Karena itulah.. Kalung ini satu-satunya barang berharga yang bisa mengingatkanku dengannya” sahut Ghaida


*Ditengah-tengah perbincangan mereka, tiba-tiba listrik padam...


Bukan hanya dirumah Angel saja, tetapi listrik diseluruh kota juga ikut padam. Karena penasaran Ghaida dan Naomi pun mencoba melihat keluar jendela, betapa Kagetnya mereka ketika melihat kearah pusat kota, terlihat dengan jelas sesuatu yang begitu terang sedang menyala-nyala dipusat kota..
Kota sedang terbakar...


“Kebakaran?? Besar sekali.. Apa yang sebenarnya sedang terjadi?” tanya Naomi kaget


“Sialan... Ini pasti perbuatan mereka berdua” ucap Ghaida


“....Vampir yang tadi siang maksudmu? Di jam segini..?” tanya Naomi


Ghaida yang sudah sangat marah tidak bisa lagi menahan emosinya, dia benar-benar ingin menghajar mereka berdua, ia pun berniat keluar dari rumah Angel untuk segera pergi ke pusat kota, Naomi yang tidak mau membiarkan Ghaida pergi sendirian, akhirnya memutuskan untuk menemaninya pergi menuju pusat kota....


Sementara itu, kekacauan yang begitu besar benar-benar sedang terjadi dipusat kota, orang-orang terus berlarian menyelamatkan diri mereka masing-masing, dan sebagian besar dari mereka juga sudah banyak yang mati karena perbuatan Jack dan Aldo


Ditengah-tengah kekacauan, terlihat Aldo sedang menghisap darah seorang laki-laki... Setelah selesai Aldo pun membiarkan mayat laki-laki itu tergeletak ditengah jalan...


“Masih belum.. Aku masih sangat haus..” Ucap Aldo


“Sudah lama aku tidak minum darah.. Habisi semua yang lari di depan kita, jangan sampai ada satu pun yang tersisa, kita lakukan sampai Chellia itu tiba..” seru Jack


“Khu.. Khu.. Khu.. Caramu sungguh licik Jack, tidak ku sangka kau akan melakukan semua ini untuk memancing Ghaida dan Chellia itu keluar..” sahut Aldo


*Sementara itu...
Ghaida dan Naomi sedang bergegas berlari menuju pusat kota


“Naomi.. Kau bisa menambah kecepatan larimu?” tanya Ghaida


Naomi tidak bisa menjawab pertanyaan Ghaida, karena saat itu pandangan matanya tertuju tepat kearah kota yang sudah setengah hancur karena perbuatan Aldo dan Jack, kobaran api yang menyala-nyala itu tiba-tiba membuat Naomi teringat kembali dengan kejadian ketika kotanya hancur..


“Naomi..?? Apa boleh buat.. Sepertinya memang harus duluan..” batin Ghaida


Ghaida pun menambah kecepatan larinya dan pergi meninggalkan Naomi


Beberapa menit telah berlalu, kota pun menjadi semakin kacau, banyak korban yang tergeletak dimana-mana, suasana yang awalnya begitu sunyi tiba-tiba berubah menjadi suasana yang penuh teriakkan ketakutan, kobaran api yang ada dimana-mana juga ikut menemani suasana malam itu...


Ketika Ghaida sudah sampai dipusat kota, Ghaida langsung bertemu dengan Aldo dan Jack yang sedang menunggu kedatangan mereka berdua, dan tanpa membuang-buang waktu lagi, Ghaida langsung berlari dengan cepat kearah Aldo


“Brengseeeeeeekkkk!!!!!” Ghaida langsung menghajar Aldo dengan sekuat tenaga


Pukulan Ghaida benar-benar telak mengenai pipi kiri Aldo dan membuatnya terpental hingga menabrak sebuah rumah yang sedang terbakar..
Jack yang sudah melihat Aldo dipukul Ghaida, hanya diam dengan ekspresi datar seolah tidak peduli dengan hal itu...


Setelah mengahajar Aldo, Ghaida langsung mengalihkan pandangannya kearah Jack yang berada tidak jauh dari sana...


“Berikutnya kau, Jack...” ucap Ghaida


“Benarkah?? Coba saja.. Kalau kau bisa..” sahut Jack masih dengan ekspresi datar


Tidak lama setelah itu, Aldo kembali muncul ditengah-tengah kobaran api yang sedang membakar sebuah rumah yang sudah ditabraknya karena terpental tadi, Jack pun berjalan menuju Ghaida, sambil tersenyum, Jack berkata...


“Pukulanmu semakin kuat saja ya, Ghaida...”


“Sialan.. Dia masih sanggup berdiri ya??” tanya Ghaida dalam hatinya


“Nah Ghaida, sekarang menjadi 2 lawan 1.. Kenapa kau tidak lari seperti tadi siang..?” pancing Jack


“Untuk apa lari? Memangnya aku takut dengan kalian..??” tanya Ghaida


*Tiba-tiba tubuh Aldo kembali bergetar, Aldo kembali merasakan sesuatu...


“Gwahahahaha..... Aku menciumnya.. Aroma darah Chellia itu semakin mendekat kesini....” ucap Aldo


“Naomi...???” batin Ghaida


“Bersiaplah Aldo.. Hal yang menarik akan segera terjadi...” ucap Jack sambil melepaskan jubah hitamnya


*Tiba-tiba Ghaida merasakan sesuatu yang aneh ketika melihat kearah Jack...


“Ini dia.... Jack sudah mulai serius.. Sebisa mungkin harus jaga jarak dengan dia.. Bisa bahaya kalau dekat-dekat dengan Jack yang sudah mulai serius...” gumam Aldo dalam hatinya


Sementara itu.. Tidak jauh dari tempat mereka berada, terlihat seorang anak kecil yang sedang menangis karena terpisah dari orang tuanya, Anak itu terus meneriakkan ayah dan ibunya..


Jack yang menyadari keberadaan anak kecil itu, mulai tersenyum dan kemudian mengangkat sebuah puing bangunan yang berada didekatnya, tanpa ada rasa kasihan, Jack pun langsung melemparkan puing bangunan tersebut kearah anak kecil yang sedang menangis itu..


“Apaa..???” Ghaida kaget ketika melihat Jack melakukan hal itu


Sebuah hantaman keras dari puing bangunan yang dilempar itu membuat hancur tempat anak kecil tadi berdiri, hal itu sangat membuat Ghaida terkejut
Akan tetapi, ditempat yang hancur itu sudah tidak terlihat lagi keberadaan anak kecil yang menangis tadi, anak kecil itu tiba-tiba menghilang, dia berpindah tempat dan berhasil selamat tanpa ada luka sedikitpun...
Dan ternyata Naomi lah yang menyelamatkan anak kecil itu..
Naomi datang diwaktu yang tepat dan berhasil menyelamatkannya sebelum puing bangunan itu mengenainya, anak kecil itu pun semakin menangis dipelukan Naomi karena rasa takutnya yang tak tertahankan setelah melihat kejadian tadi...


“Naomi.??” batin Ghaida


“....Akhirnya muncul juga...” ucap Aldo


Jack terus memandang dengan tatapan mata yang sangat dingin kearah Naomi...


“Tenanglah adik kecil, jangan menangis lagi.. Kau sudah aman..” ucap Naomi menenangkan anak kecil tersebut


“Naomi...” teriak Ghaida sambil mendekati Naomi


“Ghaida, apa kau bisa membawa dia pergi dari sini? Sepertinya dia sedang terpisah dengan kedua orang tuanya.. ” ucap Naomi


“Apa? Tapi bagaimana denganmu??” tanya Ghaida


“Jangan khawatir.. Aku bisa jaga diri kok... Dan soal mereka berdua.. Biar aku saja yang menghadapinya.. Kau cukup mencari orang tua anak ini saja...” jawab Naomi


“Naomi..?? Tapi...”


“Tidak ada waktu lagi Ghaida, cepat bawa anak ini pergi dari sini...”


Dengan terpaksa, akhirnya Ghaida pun menyetujuinya dan segera membawa anak kecil tersebut pergi dari sana..


Setelah beberapa langkah berlari, Ghaida kembali berhenti dan menoleh kearah Naomi...


“Tunggu aku Naomi.. Aku akan segera kembali..” batin Ghaida


*****


Keadaan di pusat kota tiba-tiba menjadi begitu tenang, tidak terdengar lagi ada suara teriakkan, sebagian besar penduduk kota sudah berhasil menyelamatkan diri mereka dan pergi ketempat pengungsian, akan tetapi sebagian dari mereka juga banyak yang tergeletak dijalan raya karena sudah tak bernyawa lagi, dan kini hanya ada suara percikan api yang membakar rumah-rumah saja yang masih terdengar jelas..


Naomi dan Jack pun saling menatap dengan serius...


“Kau.... Berani juga ya... ” ucap Jack


“Perbuatan kalian sudah keterlaluan... Aku tidak akan memaafkan kalian...” sahut Naomi


Jack Mulai tersenyum...


“Kebetulan sekali... Kalau begitu lawanlah kami dengan sungguh-sungguh... Dan mari kita akhiri ini dengan cepat..”


*Draaapp....
Jack langsung berlari kearah Naomi dengan sangat cepat, dengan niat membunuh yang serius, Jack langsung melompat dan melayangkan pukulannya kearah Naomi...
Pukulannya yang sangat kuat itu membuat hancur tanah dan juga area disekelilingnya, tetapi pukulannya tidak mengenai Naomi sama sekali, Naomi menghilang...


“Cih..” Jack mulai kesal


Jack langsung mengalihkan pandangannya kedepan, terlihat Naomi seperti sedang terhengak-hengak setelah menghindari pukulan Jack tadi..


“...Hampir saja... ” gumam Naomi dalam hatinya


“....Aku masih belum tahu seperti apa kekuatan yang dimilikinya.. Untuk sekarang tidak boleh sembarangan menyerangnya..”  Batin Jack


Naomi yang dari tadi terus memandang kearah Jack, tiba-tiba terbuat kaget setelah Jack menghilang dari pandangannya, dan tanpa terduga Jack sudah berada dibelakang Naomi, gerakkan Jack benar-benar cepat... Jack langsung melayangkan sebuah tendangan keras kearah Naomi, tetapi Naomi berhasil menghindarinya lagi..
Setelah itu Jack terus melancarkan berbagai serangan kearah Naomi, namun beberapa serangan cepat Jack masih mampu dihindari Naomi
Jack juga dibuat tidak percaya karena Naomi selalu bisa mengimbangi kecepatan gerakkannya, padahal Jack sudah menyerangnya dengan serius..


Lalu kali ini Naomi yang berganti membalas menyerang, Naomi melepaskan sebuah pukulan mendatar tepat kearah Jack, akan tetapi Jack juga berhasil menghindarinya, Jack pun tersenyum, dia merasa mudah sekali menghindari serangan Naomi, namun disitulah Jack mulai lengah..


Dengan cepat Naomi langsung memutar badannya dan menendang bagian kanan wajah Jack dengan belakang tumit kirinya...
Serangan Naomi tadi memang tidak sampai membuat Jack terjatuh, akan tetapi serangannya tadi sudah cukup untuk membuat goresan luka dipipi kanan Jack..
Jack pun benar-benar marah...


Entah apa yang dipikirkan Jack, bukannya membalas kembali, tetapi kali ini Jack malah memilih mundur..


“Sialan.. Aku lengah... ” batin Jack


Sementara itu, Aldo yang dari tadi terus memperhatikan Naomi, sudah tidak bisa lagi menahan dirinya terlalu lama, Aldo tidak mau berdiam diri terus..


Aldo pun langsung maju menyerang Naomi sendirian, ketika sudah sangat dekat dengan Naomi, Aldo langsung melepaskan sebuah pukulan yang cukup kuat kearahnya,
sama seperti serangan Jack tadi, kali ini Naomi juga berhasil menghindarinya..


Setelah serangan pertama meleset, Aldo pun terus melancarkan serangan berikutnya tanpa henti kearah Naomi, gerakan Aldo memang cepat, akan tetapi gerakkannya masih kalah dengan gerakan Jack tadi, Naomi juga masih bisa mengimbangi gerakkan Aldo...


Naomi terus menghindari serangan Aldo, dia masih menunggu waktu yang tepat untuk menyerangnya..


“Ada apa? Kenapa kau hanya menghindar saja? Lawanlah aku dengan serius..” ucap Aldo sambil terus melancarkan serangan kearah Naomi


Seolah membalas perkataan Aldo barusan, Naomi pun langsung melepaskan sebuah pukulan kearahnya..


Pukulan Naomi tepat mengenai bagian perut Aldo dengan sangat telak, dan membuat Aldo terpental cukup jauh hingga menabrak sebuah bangunan yang sudah cukup hancur karena terbakar api


“Dari tadi aku sudah serius..” ucap Naomi


“Kau..??” Jack benar-benar terkejut melihat pukulan Naomi barusan


Jack mulia tersenyum...


“Sudah kuduga... Chellia yang satu ini benar-benar kuat.. Ternyata memang hanya kekuatan fisik saja yang dimilikinya.. Ini akan jadi pertarungan yang menarik antara Chellia dengan vampir..” batin Jack


*****


Sementara itu ditempat pengungsian, terlihat Ghaida yang sedang berlari membawa anak kecil tadi, Ghaida terus melihat kearah kanan dan kirinya untuk mencari orang tua anak kecil tersebut


“Banyak sekali yang mengungsi.. Bagaimana aku bisa menemukan orang tua anak ini?” batin Ghaida


Ghaida tidak mau menyerah, dia terus berusaha mencari kedua orang tua anak kecil tersebut, disisi lain Ghaida juga merasa gelisah, dia terus memikirkan Naomi, Ghaida sangat takut kalau sampai terjadi sesuatu kepadanya


“Tunggu aku Naomi...” batin Ghaida


**** Dipusat kota ****


“Khu.. Khu.. Khu.. ... Ku akui kau memang kuat, Kau salah satu yang terkuat dari semua lawan yang pernah kutemui...” ucap Jack


Naomi hanya diam saja tanpa menanggapi serius perkataan Jack barusan, sepertinya Naomi ingin sekali mengakhiri pertarungan ini


Tiba-tiba...


Jack mengangkat sebuah tiang listrik yang sangat besar dan juga panjang yang berada didekatnya, Naomi benar-benar kaget ketika melihat Jack melakukan itu, dia tidak menyangka kalau Jack bisa sekuat itu


“Coba kau hindari ini...”


Jack langsung menghempaskan tiang listrik itu kearah Naomi, tetapi Naomi masih berhasil menghindarinya, dan dengan cepat Naomi langsung berlari tepat diatas tiang listrik yang masih dipegang Jack itu, dan kemudian melepaskan tendangan kearahnya, tetapi Jack juga berhasil menghindar


Ketika Naomi mencoba menyerang Jack lagi, tiba-tiba.. Aldo datang dan langsung menendang Naomi, beruntung Naomi sempat menangkisnya dengan sebelah tangannya sehingga tidak membuatnya terkena langsung..


Naomi juga langsung membalas menyerang Aldo dengan tendangannya tepat diwajah Aldo, akan tetapi serangan Naomi kali ini seolah tidak mempan sama sekali kepada Aldo, serangan Naomi tersebut tidak membuat bekas luka sedikit pun diwajah Aldo


Karena merasa terkejut Naomi pun memilih untuk mundur dengan segera dari Aldo


Keanehan tiba-tiba terjadi dengan Aldo, Kali ini mata Aldo seperti lebih terang, warna matanya menjadi semakin merah dari yang tadi dilihat Naomi, dan tidak lama setelah itu kedua mata Jack juga berubah warnanya, mata mereka sama-sama berbubah menjadi mata merah yang sangat terang


“Apa yang sedang terjadi?” tanya Naomi


“Khu... Khu... Khu... Seranganmu tadi memang kuat, tapi serangan seperti itu masih belum cukup untuk membunuhku..” ucap Aldo


“Mulai dari sini, pertarungan yang sebenarnya akan segera dimulai..” sahut Jack


Entah apa yang sedang terjadi, tetapi tatapan mata Jack dan Aldo kali ini benar-benar terlihat sangat menyeramkan...


Naomi seperti merasakan tekanan yang sangat berbeda ketika melihat langsung kearah mata mereka berdua, Naomi pun mulai berkeringat, perlahan dia juga mulai mundur dari tempatnya berdiri tersebut


Seolah-olah, Naomi merasakan sedang diperhatikan oleh tatapan mata merah yang sangat menyeramkan dari kegelapan...


“John sudah bereksperimen dengan tubuh kami, karena itulah tubuh kami mempunyai keuntungan yang lebih ketika harus berhadapan langsung dengan Chellia sepertimu..” seru Jack


Naomi benar-benar terkejut ketika mendengarnya..


Dan dengan senyumnya yang menyeramkan, Jack kembali melanjutkan..


“Dengan kata lain, seranganmu tadi masih tidak ada apa-apanya...”



To Be Continued...........................................................

Kelas Penjelasan :



22. Kelompok Vampir berjubah merah:
Sebuah kelompok vampir yang sangat kuat dan juga ditakuti, kebiasaan mereka adalah berburu manusia terutama Chellia, mereka tidak pernah membiarkan seorang pun dari buruan mereka untuk hidup, mereka juga selalu menghancurkan tempat yang telah mereka datangi.
Kelompok vampir berjubah merah memiliki musuh bebuyutan, yaitu kelompok Vampir John


Story By : @Omi_Zaya



Terimakasih Buat @Omi_Zaya sudah mau menyumbangkan Ceritanya di JKT48 Story! buat kalian  yang ingin menyumbangkan cerita juga bisa klik Link berikut : Kirim FanFict Ditunggu ceritanya!~



- JKT48 STORY TEAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JKT48 STORY Designed by JKT48Story Copyright © 2016

Diberdayakan oleh Blogger.